Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa bank sentral akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menstabilkan pasar yang dikejutkan oleh wabah virus corona, memperkuat spekulasi tentang tindakan kebijakan global yang terkoordinasi.
Mengutip Reuters, Senin (2/3) komentar Kuroda dalam pernyataan darurat beberapa hari setelah langkah serupa oleh Gubernur The Fed Jerome Powell, disambut pasar sebagai sinyal bahwa bank sentral terbesar di dunia sedang mengumpulkan tanggapan kebijakan terkoordinasi terhadap krisis.
Kuroda mengatakan pasar keuangan membuat gerakan tidak stabil untuk meningkatkan ketidakpastian atas dampak wabah virus corona terhadap ekonomi.
Baca Juga: China says coronavirus curbs start to work; 70 more cases on cruise ship
"Bank of Japan akan memantau perkembangan dengan hati-hati dan berusaha untuk menstabilkan pasar dan menawarkan likuiditas yang cukup melalui operasi pasar dan pembelian aset," katanya seperti dikutip Reuters.
Pernyataan itu mengisyaratkan BoJ akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk membanjiri pasar dengan likuiditas, sebelum mempertimbangkan langkah-langkah pelonggaran moneter tambahan.
Dalam pernyataannya sendiri yang tidak dijadwalkan, yang dirilis Jumat lalu Powell mengatakan The Fed akan bertindak untuk mendukung ekonomi dalam menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh epidemi virus corona.
Ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius dan Daan Struyven mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pernyataan Powell sangat mengisyaratkan penurunan suku bunga pada saat atau bahkan sebelum The Fed bertemu pad 17 Maret-18 Maret serta kemungkinan tindakan terkoordinasi.
"Pernyataan Powell pada hari Jumat memberi kesan kepada kami bahwa para bankir global sangat berfokus pada risiko penurunan dari virus," kata Hatzius dan Struyven.
"Kami menduga bahwa mereka melihat dampak dari langkah yang terkoordinasi pada kepercayaan diri lebih besar daripada jumlah dampak dari setiap gerakan individu."
Komentar Kuroda memperkuat pandangan itu. Saham-saham di seluruh wilayah menguat setelah pernyataannya dirilis.
Selanjutnya, BOJ akan menggelar pertemuan pada 18 Maret-19 Maret.
Wabah virus telah meningkatkan kekhawatiran resesi di Jepang karena gangguan rantai pasokan, merosotnya wisatawan asing dan pembatalan acara menganggu ekonomi yang sudah melemah.
Baca Juga: Ekonomi Jepang berada di depan jurang resesi, ini penjelasan analis
Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan pemerintah akan mengumumkan langkah kedua sekitar 10 Maret untuk mencegah penyebaran virus dan mengurangi efeknya terhadap ekonomi.
Setiap langkah, tidak akan melibatkan pengeluaran fiskal besar karena Abe telah berulang kali mengatakan pemerintah akan memanfaatkan cadangan anggaran saat ini sebesar 270 miliar yen (US$ 2,50 miliar).
"Kami akan memantau perkembangan dengan hati-hati dan mengambil langkah tanpa ragu, sesuai kebutuhan," kata Abe.
Jepang mencatat lebih dari 940 kasus virus corona, termasuk 705 dari kapal pesiar Diamond Princess yang terdaftar di Inggris, yang dikarantina di dekat Tokyo bulan ini.