kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.366   65,00   0,40%
  • IDX 7.277   85,18   1,18%
  • KOMPAS100 1.036   9,69   0,94%
  • LQ45 787   7,31   0,94%
  • ISSI 241   4,26   1,80%
  • IDX30 407   5,26   1,31%
  • IDXHIDIV20 467   3,04   0,65%
  • IDX80 117   1,14   0,98%
  • IDXV30 118   0,02   0,02%
  • IDXQ30 130   1,43   1,11%

Antonio Guterres disebut ingin kembali menjabat Sekretaris Jenderal PBB


Senin, 11 Januari 2021 / 15:14 WIB
Antonio Guterres disebut ingin kembali menjabat Sekretaris Jenderal PBB
ILUSTRASI. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres saat melakukan wawancara dengan Reuters di markas besar PBB di New York, AS, 14 September 2020.


Sumber: Bloomberg | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dikabarkan telah menyampaikan keinginannya untuk meneruskan jabatannya untuk periode yang kedua.

Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg pada Minggu (10/1), mengutip dua diplomat yang mengetahui masalah tersebut. Guterres telah berbicara dengan perwakilan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Setelah ini, Guterres mungkin akan segera secara resmi memberi tahu Presiden Majelis Umum PBB terkait keinginannya tersebut.

Guterres yang kini berusia 71 tahun resmi menduduki jabatan sebagai Sekjen PBB ke-9 pada Januari 2017 untuk lima tahun masa jabatan dan akhir berakhir pada 2021.

Dia disebut sedang menunggu hasil resmi Pemilihan Presiden AS pada November lalu, sebelum menyampaikan niatnya secara resmi kepada Dewan Keamanan PBB.

Baca Juga: Kado akhir tahun, DK PBB sahkan resolusi penanggulangan terorisme prakarsa Indonesia

Joe Biden diagendakan melaksanakan pelantikan sebagai Presiden AS pada 20 Januari mendatang. Setelah itu, Guterres mungkin akan mulai menunjukkan niatnya secara terbuka.

Hubungan PBB dan AS tidak berjalan terlalu harmonis sejak Donald Trump mulai bekerja di Gedung Putih. Beberapa keputusan Trump seringkali bertentangan dengan PBB, meskipun AS berstatus sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Di bawah Pemerintahan Trump, AS keluar dari WHO. AS bahkan menilai WHO sebagai organisasi yang korup dan bergabung dalam program COVAX untuk penyediaan vaksin Covid-19 ke negara-negara berpenghasilan rendah.

AS juga membuat anggota Dewan Keamanan PBB gerah karena menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran serta keluar dari kesepakatan iklim Paris Agreement.

Selanjutnya: Setelah 2 tahun, Dewan Keamanan PBB bahas lagi pelanggaran HAM di Korea Utara




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×