Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Apple dan Amazon.com Inc membantah laporan Bloomberg Businesweek, Kamis lalu, yang menyebut sistem mereka disusupi chip komputer yang berbahaya dari agen intelijen China.
Reuters, Jumat (10/5), menyebut laporan Bloomberg Businesweek berdasarkan keterangan 17 narasumber tidak dikenal dari para badan intelijen yang mendukung klaim bahwa China telah menempatkan chip komputer di dalam peralatan yang digunakan oleh sekitar 30 perusahaan dan beberapa lembaga pemerintah Amerika Serikat (AS), sehingga Beijing bisa menembus akses ke jaringan internal.
Sayangnya, Kementerian Luar Negeri China enggan memberikan komentar. Tapi sebelumnya China membantah tuduhan sebagai dalang serangan di dunia maya terhadap perusahaan-perusahaan barat.
Pakar keamanan yang telah bekerja untuk agen pemerintah dan perusahaan besar mengatakan kepada Reuters bahwa mereka terkejut dengan perbedaan mencolok antara klaim dalam artikel Bloomberg dan penolakan keras dari Amazon dan Apple. Tuduhan tersebut tampak masuk akal, tapi penolakan kuat dari kedua perusahaan yang dikutip dalam artikel itu membuat ragu apakah serangan itu benar terjadi.
Pihak Apple maupun Amazon membantah laporan Bloomberg, terkait sistem mereka yang disusupi chip jahat dari China.
“Itu tidak benar,” kata Amazon dalam postingan blog.
Bloomberg menyatakan telah mewawancarai 17 narasumber, termasuk pejabat pemerintah dan internal perusahaan. Mereka semua membenarkan adanya manipulasi perangkat keras dan serangan-serangan lainnya.
“Kami mendukung cerita kami dan percaya terhadap laporan, serta sumber yang kami peroleh,” ungkap Bloomberg.
Laporan itu menjelaskan bahwa unit tentara pembebasan rakyat China menyusupi jaringan perangkat keras komputer super mikro, dengan menanami chip jahat yang dapat digunakan untuk mencuri data rahasia dari perusahaan maupun lembaga pemerintah.
Sementara itu perusahaan asal China bernama Super Micro yang dituduh menyusupi chip mata-mata ke Appel dan Amazon, membantahnya. Pihaknya mengaku belum pernah menemukan chip jahat di antara para pelanggan dan tidak pernah menerima keluhan dari lembaga pemerintah terkait masalah tersebut.
Sementara Bloomberg bersikukuh dengan laporannya. Mereka menyebut Apple pada tahun 2015 menemukan chip jahat di server yang dibeli dari perusahaan pembuat perangkat keras, dan laporan ini mengutip tiga orang internal perusahaan yang tidak dikenal.
Namun Apple membantahnya dan pihaknya telah menyelidiki klaim Bloomberg. Perwakilan Biro Investigasi Federal dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS termasuk Juru bicara Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat juga enggan menanggapi permintaan untuk berkomentar.