Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melonjak ke level tertinggi hari itu setelah Arab Saudi mengatakan akan memangkas produksi lanjutan dalam upaya mendukung pasar minyak global.
Mulai 1 Juni, Arab akan memangkas produksi dengan tambahan 1 juta barel per hari. Sehingga membuat total potongan Arab Saudi sekitar 4,8 juta barel per hari di bawah tingkat produksi rekor April. Produksi untuk Juni sekarang akan menjadi 7,492 juta barel per hari.
Baca Juga: Harga BBM di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda penurunan
West Texas Intermediate, patokan AS, diperdagangkan 53 sen, atau 2,1%, lebih tinggi pada US$ 25,27 per barel. Sebelumnya di sesi itu harga tertinggi berada di US$ 25,58, dan terendah US$ 23,67. Benchmark internasional, minyak mentah Brent turun 15 sen menjadi US$ 30,80 per barel.
Arab Saudi juga mengatakan bahwa mereka akan mengurangi produksi Mei “dengan persetujuan pelanggannya.”
“Kerajaan bertujuan melalui pemotongan tambahan ini untuk mendorong peserta OPEC +, serta negara-negara produsen lainnya, untuk mematuhi pemotongan produksi yang telah mereka lakukan, dan untuk memberikan pemotongan sukarela tambahan, dalam upaya untuk mendukung stabilitas pasar minyak global, ”Sebuah pernyataan dari agen pers Saudi mengatakan di kutip dari CNBC.
WTI melonjak 25% minggu lalu dalam salah satu minggu terbaik dalam sejarah, sementara Brent naik 17%. Namun, harga masih jauh di bawah dan jalan menuju pemulihan masih jauh dari pasti.
Baca Juga: Lockdown melonggar, harga batubara berpotensi menguat
"Terlepas dari pembatasan produksi yang dimulai bulan ini, para pedagang mulai menyadari bahwa ukuran ketidakseimbangan penawaran-permintaan menyisakan sedikit ruang untuk optimisme," kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy.
"Penyimpanan di AS terus terisi dengan minyak mentah dan kami semakin mendekati tank top setiap hari," tambahnya.