kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Arab Saudi batal libatkan bank-bank Wall Street dalam IPO Aramco


Jumat, 22 November 2019 / 08:41 WIB
Arab Saudi batal libatkan bank-bank Wall Street dalam IPO Aramco


Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Arab Saudi tak jadi melibatkan bank-bank global yang memberi nasihat tentang penawaran umum perdana Aramco setelah kesepakatan itu ditinjau kembali ke urusan domestik.

Menurut sumber Bloomberg, JPMorgan Chase & Co dan Morgan Stanley adalah di antara beberapa koordinator global yang telah terpinggirkan ketika perusahaan minyak raksasa itu beralih ke bank lokal Samba Financial Group dan National Commercial Bank, serta HSBC Holdings Plc untuk menangani pemesanan investor.

Baca Juga: Sumber: Saudi Aramco tidak berencana melakukan IPO di Amerika

Bank of America Corp, Citigroup Inc, Credit Suisse Group AG, Goldman Sachs Group Inc. -yang juga koordinator global- telah diminta untuk mengirimkan pesanan mereka melalui tiga bank. Sumber tersebut juga bilang, bank-bank internasional tidak akan memiliki akses orderbook IPO tanpa izin Aramco.

Terkait hal ini, Aramco menolak berkomentar. Pun demikian dengan Citigroup, BofA, HSBC, JPMorgan, Credit Suisse, Goldman Sachs dan Morgan Stanley menolak berkomentar.

Keputusan untuk tidak melibatkan bank internasional pertama kali dilaporkan oleh Financial Times.

Baca Juga: Jual 1,5% Saham Aramco Senilai US$ 25,6 Miliar, Ini yang Arab Saudi Lakukan

Lebih dari 20 bank investasi global sedang mengerjakan IPO Aramco setelah akhirnya diberi lampu hijau setelah penundaan berulang. Bankir senior berpendapat bahwa Aramco akan mampu mencapai target yang ditetapkan Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman senilai US$ 2 triliun.

Namun, para pejabat Saudi sekarang frustrasi karena nama-nama besar Wall Street tidak dapat memenuhi janji-janji itu.

Melansir Reuters, Saudi Aramco saat ini bernilai hingga US$ 1,7 triliun berdasarkan pada kisaran harga yang ditetapkan oleh Aramco pada hari Minggu. Nilai itu di bawah target US$ 2 triliun yang ditetapkan sang pangeran.

Baca Juga: Di bawah harapan awal, valuasi IPO Saudi Aramco sekitar US$ 1,7 triliun

Reuters menyebutkan, Aramco berencana untuk menjual 1,5% dari perusahaan, atau sekitar 3 miliar saham, pada kisaran harga indikatif 30 riyal hingga 32 riyal.

Nilai tersebut digadang-gadang bisa mengalahkan IPO perusahaan perdagangan raksasa e-commerce China, Alibaba senilai US$ 25 miliar di New York pada tahun 2014.

Nilai IPO Aramco bisa lebih besar jika ada cukup banyak permintaan untuk menggunakan opsi over-alokasi "greenshoe" 15%.

Baca Juga: Berada di kisaran US$ 1,7 triliun, valuasi Saudi Aramco tak capai target

"Kami berencana untuk melakukan penawaran IPO dalam dua dana yang kami kelola," kata Zachary Cefaratti, chief executive officer Dalma Capital Management Ltd yang berbasis di Dubai kepada Reuters. Dia menambahkan, penilaian awal Aramco sudah sesuai dengan ekspektasi.

Aramco memulai IPO pada 3 November dengan serangkaian awal yang salah. Putra Mahkota berupaya untuk mengumpulkan miliaran dolar untuk berinvestasi di industri non-minyak, menciptakan lapangan kerja dan mendiversifikasi eksportir minyak mentah utama dunia dari minyak.

Baca Juga: Harga minyak terkoreksi tipis karena ketidakpastian penyelesaian perang dagang

Dalam prospektus aslinya, yang diterbitkan pada 9 November, Aramco mengatakan IPO domestik akan dilakukan kepada investor institusional di luar Amerika Serikat menurut Peraturan S Undang-Undang Sekuritas Amerika Serikat tahun 1933, dan di dalam Amerika Serikat berdasarkan Peraturan 144A dari Undang-Undang Keamanan AS.

Tetapi pada hari Minggu dalam sebuah tambahan pada prospektus IPO Aramco mengatakan bahwa mereka telah menghilangkan referensi terhadap peraturan semacam itu. Sumber Reuters juga menyebut tidak akan ada roadshow internasional untuk memasarkan saham.

Baca Juga: Meraup berkah dari potensi wisata halal di Indonesia

"Saya memprediksi ini adalah cerminan dari permintaan internasional yang buruk," kata Rory Fyfe, direktur pelaksana di MENA Advisors kepada Reuters.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×