Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - RIYADH. Secara tiba-tiba, situasi di kawasan Timur Tengah memanas. Arab Saudi menuding Lebanon menantang perang atas negaranya. Arab Saudi menilai, Lebanon sudah diintervensi oleh milisi Syiah Hizbullah dengan dukungan Iran.
Reuters melaporkan, Lebanon telah menjadi area perebutan pengaruh atas Arab Saudi dan Iran setelah politisi Lebanon dukungan Saudi, Saad al-Hariri, mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri pada Sabtu (4/11). Dalam pernyataannya, al-Hariri menegaskan bahwa penyebab utama pengunduran dirinya adalah Iran dan Hizbullah.
Sementara itu, CNBC menuliskan, al-Hariri mengkritik Iran dan aliansinya Hezbullah di Lebanon, karena terus memicu konflik di kawasan tersebut.
Arab Saudi kian meruncingkan retorika di kawasan tersebut dengan mendeklarasikan bahwa Lebanon telah mendeklarasikan perang karena agresinya dari Hezbullah.
Menteri Urusan Teluk Saudi Thamer al-Sabhan mengatakan pemerintah Lebanon akan dianggap sebagai pemerintah yang mengumumkan perang kepada Arab Saudi karena faktor apa yang disebutnya agresi Hizbullah.
Saat ditanyakan apakah sudah waktunya bagi Mesir untuk mempertimbangkan kebijakannya sendiri mengenai Hezbullah, al-Sisi menjawab: "Subjeknya bukan mengambil atau tidak mengambil. Tapi subjeknya adalah mengenai status rentannya stabilitas di kawasan di tengah permasalahan yang terjadi. Kawasan ini sudah tidak dapat menanggung lebih banyak guncangan."
Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengimbau agar negara-negara Timur Tengah untuk terus menjaga stabilitas. Pernyataan ini dikeluarkan setelah memanasnya hubungan antara Lebanon dengan Arab Saudi.
"Stabilitas di kawasan sangat penting dan kita semua harus melindunginya... Saya sudah berbicara ke seluruh pihak di kawasan untuk tetap menjaganya," jelas Al-Sisi dalam wawancaranya dengan CNBC.