Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Militer AS dikabarkan sedang berusaha mendapatkan persetujuan Pentagon untuk mengerahkan kapal induk ke dekat Afghanistan guna meilndungi sisa pasukan yang akan segera dijemput.
Posisi geografis Afghanistan yang terkurung oleh daratan membuat AS perlu menyiapkan perlindungan ekstra selama proses penjemputan.
Militer AS biasanya memang menggunakan kapal induk atau kepal perang jenis lain untuk melindungi pasukan selama misi sensitif seperti penarikan pasukan. Reuters melaporkan, kapal induk Dwight D. Eisenhower saat ini berada di Timur Tengah.
Tahun lalu, AS juga mengerahkan kapal induk di lepas pantai Somalia selama penarikan pasukan dari negara itu.
Baca Juga: Taliban mengancam tidak akan berpartisipasi dalam pembicaraan damai untuk Afghanistan
Melansir Reuters, Menteri Pertahanan Lloyd Austin belum menyetujui permintaan tersebut, tetapi diperkirakan akan memutuskan dalam beberapa hari mendatang.
Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Marinir Kenneth McKenzie, mengatakan kepada anggota parlemen awal pekan ini bahwa militer akan dikerahkan untuk melindungi pasukan selama penarikan.
Selama proses penarikan pasukan nanti, jumlah pasukan di Afghanistan dapat meningkat. Penambahan jumlah pasukan cukup umum terjadi selama sejarah penarikan pasukan AS dari daerah konflik.
AS akan menarik sisa 2.500 pasukan pada 11 September 2021
Pekan lalu, Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa AS akan menarik sisa 2.500 pasukan mereka di Afghanistan pada 11 September 2021 mendatang, bertepatan dengan peringatan 20 tahun serangan Al Qaeda yang memicu perang terpanjang bagi AS.
Baca Juga: Segera tarik pasukan dari Afghanistan, Biden: Saatnya untuk mengakhiri perang!
Biden pada hari Rabu (14/4) resmi mengumumkan bahwa penarikan seluruh pasukan AS di Afghanistan akan dimulai pada 1 Mei mendatang. Keputusan ini sekaligus menandai berakhirnya perang panjang AS di kawasan tersebut.
Dalam pidatonya di Gedung Putih, Biden mengakui bahwa tujuan AS di Afghanistan sudah tidak lagi jelas selama dekade terakhir. Bagi Biden, saat ini AS sudah tidak memiliki tujuan yang jelas lagi di Afghanistan.
"Kami diserang. Kami berperang dengan tujuan yang jelas. Kami mencapai tujuan tersebut. Dan inilah saatnya mengakhiri perang selamanya," ungkap Biden.
Baru sekitar empat bulan menjabat sebagai presiden, Biden mengakui bahwa risiko kebijkan ini memang terlalu besar. Ia mengakui Al Qaeda mungkin akan bangkit kembali, atau pemberontak Taliban bisa saja menggulingkan pemerintah yang didukung AS di Kabul.
"Saya sekarang adalah presiden AS keempat yang memimpin kehadiran pasukan AS di Afghanistan. Saya tidak akan meneruskan tanggung jawab ini kepada yang kelima," lanjut Biden.