kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

AS menuduh Huawei China melakukan penipuan bank dan mencuri rahasia dagang


Selasa, 29 Januari 2019 / 11:15 WIB
AS menuduh Huawei China melakukan penipuan bank dan mencuri rahasia dagang


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON - Hubungan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin tegang pasca pemerintah AS pada hari Senin, (28/1) menuduh kepala keuangan dan dua afiliasi perusahaan teknologi China, Huawei Technologies Co Ltd melakukan penipuan perbankan dan kawat yang melanggar sanksi terhadap Iran.

Seperti diberitakan Reuters, dalam 13 dakwaan yang diajukan di New York, Departemen Kehakiman AS menuding Huawei telah menyesatkan bank global dan otoritas AS tentang hubungannya dengan anak perusahaannya yakni Skycom Tech dan Huawei Device USA Inc, yang melakukan kegiatan bisnis di Iran.

Dalam kasus terpisah, Departemen Kehakiman juga menuduh dua anak perusahaan Huawei dengan 10 tuduhan antara lain mencuri rahasia dagang, penipuan kawat dan menghalangi keadilan karena diduga mencuri teknologi robot dari operator T-Mobile US Inc untuk menguji daya tahan smartphone. Tuduhan itu diajukan di distrik barat negara bagian Washington.

Namun sejauh ini, Reuters melaporkan, Huawei tidak menanggapi permintaan komentar atas tuduhan tersebut.  

T-Mobile menuduh Huawei mencuri teknologi, yang disebut "Tappy," yang meniru jari-jari manusia dan digunakan untuk menguji smartphone. Huawei mengatakan bahwa kedua perusahaan menyelesaikan perselisihan mereka pada tahun 2017.

Tuduhan dari kedua kasus tersebut kian menambah tekanan AS pada Huawei, pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia.

Pemerintahan Trump berusaha mencegah perusahaan Amerika membeli router dan switch Huawei dan mendesak negara sekutu AS untuk melakukan hal yang sama. Pakar keamanan AS khawatir bahwa peralatan itu dapat digunakan untuk memata-matai Amerika Serikat.

Atas permintaan Washington, kepala petugas keuangan Huawei, Meng Wanzhou, ditangkap di Kanada pada bulan Desember 2018 dan sekarang dalam proses ekstradisi ke Amerika Serikat.

Otoritas AS menuduh Meng memainkan peran utama dalam skema menggunakan anak perusahaan melakukan bisnis di Iran yang melanggar sanksi A.S. terhadap Teheran.

Meng, yang telah membantah tuduhan itu, saat ini berada di Vancouver, tinggal di salah satu rumah keluarganya, saat dia menunggu keputusan dari pengadilan Kanada tentang permintaan ekstradisi A.S.

Penangkapan Meng, yang merupakan putri pendiri Huawei, Ren Zhengfei, meningkatkan ketegangan dengan China, yang merespons dengan menangkap dua warga Kanada dengan alasan keamanan nasional. Ren menyangkal produk perusahaannya akan digunakan oleh pemerintah China untuk memata-matai.

Tuduhan yang diumumkan pada hari Senin datang hanya beberapa hari sebelum perundingan perdagangan AS-China dijadwalkan dilanjutkan di Washington, meskipun Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan kedua kasus itu "sepenuhnya terpisah" dari negosiasi perdagangan.

Direktur FBI Christopher Wray mengatakan,  kasus-kasus itu mencerminkan tindakan berani dan gigih Huawei untuk mengeksploitasi perusahaan-perusahaan Amerika dan lembaga-lembaga keuangan, dan untuk mengancam pasar global yang bebas dan adil.

Christopher mengaku prihatin dengan perangkat Huawei di jaringan telekomunikasi A.S. “Akses semacam itu dapat memberi pemerintah asing kemampuan untuk memodifikasi atau mencuri informasi, melakukan spionase yang tidak terdeteksi, atau memberikan tekanan atau kontrol,”ujarnya.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×