Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perusahaan ponsel China Huawei Technologies Co Ltd memecahkan rekor pendapatan di segmen bisnis produk konsumen. Capaian ini ditopang oleh moncernya bisnis ponsel premium yang mereka jalankan.
Seperti diberitakan Reuters, Huawei menyebut pendapatan perseroan di segmen ini menembus US$ 52 miliar pada tahun 2018. Penjualan ponsel Huawei masih subur meski dibayangi meningkatnya pengawasan global terkait isu keamanan.
Richard Yu, Kepala Divisi Konsumen Huawei menyebut penjualan perusahaannya di segmen bisnis ini sendiri melonjak sekitar 50% dari realisasi tahun 2017. Sejalan dengan hal tersebut, segmen tersebut kini menggantikan lini bisnis operator yang sebelumnya menjadi kontributor utama bagi Huawei.
Huawei bulan lalu menyatakan total pendapatan pada tahun 2018 naik 21% menjadi US$ 109 miliar. Namun perusahaan ini tak memberikan rincian kinerja dari tiap segmen bisnis.
Huawei pada hari Kamis juga meluncurkan chipset base station 5G pertamanya yang disebut Tiangang. Selain itu juga modem 5G Balong 5000, yang digambarkan sebagai modem 5G paling kuat di dunia.
Yu mengatakan produk itu adalah modem 5G pertama di dunia yang sepenuhnya mendukung arsitektur jaringan 5G Non-Standalone (NSA) dan Standalone (SA).
Perusahaan ini telah menggunakan chipset dalam produk ponsel dan server premium. Meskipun perusahaan mengatakan tidak memiliki niat untuk menjadi vendor semikonduktor mandiri yang bersaing dengan perusahaan seperti Intel Corp dan Qualcomm Inc.
Huawei, produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia, telah menghadapi pengawasan ketat sejak tahun lalu atas hubungannya dengan pemerintah China dan tuduhan yang dipimpin Amerika Serikat bahwa perangkatnya dapat digunakan oleh Beijing untuk aksi spionase. Meski Huawei telah berulang kali membantah tuduhan itu.
Beberapa negara seperti Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Australia dan Selandia Baru, telah membatasi akses Huawei ke pasar mereka.
Kepala keuangan perusahaan itu Sabrina Meng Wanzhou yang juga putri dari pendiri Huawei, ditangkap di Kanada bulan lalu atas perintah Amerika Serikat.