kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

AS Pasok Senjata Tambahan ke Ukraina, Rusia Beri Peringatan Ini


Senin, 25 April 2022 / 22:50 WIB
AS Pasok Senjata Tambahan ke Ukraina, Rusia Beri Peringatan Ini


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - LONDON. Rusia memperingatkan Amerika Serikat agar tidak mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina, Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengatakan pada Senin (25/4).

"Kami menekankan situasi ini tidak bisa diterima ketika Amerika Serikat menuangkan senjata ke Ukraina, dan kami menuntut diakhirinya praktik ini," katanya dalam sebuah wawancara dengan Rossiya 24, seperti dikutip Reuters.

Menurut Antonov, sebuah catatan diplomatik resmi telah Moskow kirim ke Washington untuk mengungkapkan keprihatinan Rusia. Sebab, pasokan senjata dari AS akan semakin memperburuk situasi dan meningkatkan risiko konflik.

Menteri Pertahanan AS bertemu dengan Presiden Ukraina Volodomyr Zelenskyy di Kyiv pada Minggu (24/4) malam, menjanjikan bantuan baru senilai US$ 713 juta untuk Ukraina dan negara-negara lain di kawasan yang khawatir akan agresi Rusia.

Baca Juga: Belanja Militer Global Cetak Rekor Tertinggi Baru, Rusia di Atas Rata-Rata Dunia

Sebelumnya pada April lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan tambahan US$ 800 juta dalam bantuan militer ke Ukraina, memperluas cakupan sistem yang negeri paman Sam sediakan untuk memasukkan artileri berat.

Zelenskyy telah memohon kepada para pemimpin AS dan Eropa untuk memasok Kyiv dengan senjata dan peralatan yang lebih berat. 

Ribuan orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang Moskow sebut "operasi militer khusus" untuk "demiliterisasi" negara tetangganya.

Invasi Rusia juga menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat, sejauh ini merupakan dua kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Presiden Vladimir Putin mengatakan, "operasi militer khusus" di Ukraina karena AS menggunakan Kyiv untuk mengancam Rusia, dan Moskow harus bertahan melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×