Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) akan segera memberikan pengarahan kepada dua sekutu utamanya di Asia Timur, yakni Jepang dan Korea Selatan, terkait sikap mereka dalam menghadapi Korea Utara.
Reuters melaporkan bahwa penasihat kemanan Biden, Jake Sullivan, akan mengadakan pembicaraan sehari penuh dengan mitranya dari Jepang, Shigeru Kitamura, dan penasihat keamanan nasional Korea Selatan, Suh Hoon, di Akademi Angkatan Laut AS di Annapolis, Maryland.
Pertemuan ini akan menjadi pertemuan dengan level tertinggi antara ketiga negara sejak Biden mengambil alih kekuasaan pada 20 Januari. Menariknya lagi, pertemuan ini secara khusus membahas rival mereka bersama, Korea Utara.
Pekan lalu Biden mengatakan bahwa AS tetap terbuka untuk diplomasi dengan Korea Utara meskipun ada uji coba rudal balistik, tetapi memperingatkan akan ada tanggapan jika Korea Utara meningkatkan masalah.
Pejabat senior AS mengatakan pembicaraan Annapolis akan mencakup diskusi tentang peluncuran rudal, tingkat infeksi virus korona di Korea Utara, dan diplomasi baru-baru ini antara Pyongyang dan sekutu utamanya, China.
"Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa kami memiliki pemahaman yang mendalam dan bersama tentang keadaan yang terjadi di semenanjung, di Korea Utara," ungkap salah satu pejabat senior AS yang tak disebutkan namanya kepada Reuters.
Baca Juga: Korea Utara sebut penguatan militer Jepang bisa mengancam stabilitas kawasan
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan pada hari Kamis (1/4) bahwa denuklirisasi akan tetap menjadi pusat kebijakan dan setiap pendekatan ke Pyongyang harus dilakukan sejalan dengan kebijakan Jepang dan Korea Selatan.
Pada masa pemerintahan terdahulu, Donald Trump mengadakan tiga pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tetapi tidak mencapai hasil positif selain penundaan uji coba rudal balistik antarbenua dan rudal nuklir. Biden sejak awal masa jabatannya telah berusaha mendekati Kim untuk berdialog, namun selalu mendapat penolakan.
Dari kubu seberang, pekan lalu Pyongyang mengatakan bahwa Biden telah mengambil langkah pertama yang salah dan mengungkapkan permusuhan mendalam dengan mengkritik uji coba rudal Korea Utara.
Pekan lalu Korea Utara diketahui telah meluncurkan sepasang rudal balistik dari pantai timur Korea Utara dan kemungkinan besar mendarat di luar wilayah Jepang dan zona ekonomi eksklusifnya.
Para pejabat AS mengatakan bahwa uji coba kemampuan senjata merupakan aktivitas militer yang normal. Namun meluncurkan rudal balistik melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.