Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (6/12) dilaporkan telah menyelesaikan pembangunan radar jarak jauh baru di Alaska. Radar baru ini secara khusus dirancang untuk memantau pergerakan rudal balistik.
Wakil Laksamana Jon Hill, direktur Badan Pertahanan Rudal AS, menjelaskan bahwa radar diskriminasi jarak jauh (LRDR) baru tersebut mampu membedakan dan mengidentifikasi objek mematikan, seperti hulu ledak.
Dengan kemampuan itu, AS diharapkan akan berhasil mencegat objek seperti rudal balistik dari negara-negara rival, atau yang disebut Hill sebagai negara jahat.
"Ada negara jahat di sana (wilayah Indo-Pasifik) yang menargetkan AS. Mereka telah menunjukkan kemampuan rudal balistik berkali-kali dan baru-baru ini," kata Hill, seperti dikutip Yonhap.
Meski tak menyebut nama, negara jahat di kawasan Indo-Pasifik yang dimaksud oleh Hill kemungkinan besar adalah Korea Utara. Beberapa bulan terakhir Korea Utara juga cukup rutin memamerkan kemampuan rudal balistik barunya, termasuk rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam pada bulan Oktober lalu.
Baca Juga: Militer AS: Perlombaan senjata hipersonik dengan China sudah berlangsung
Lebih lanjut, Hill menjelaskan bahwa radar akan ditempatkan di Alaska karena memiliki bidang pandang yang luas. AS mulai membangun radar jarak jauh setelah serangkaian provokasi rudal dari Korea Utara.
"LRDR pada akhirnya akan ditingkatkan agar mampu melacak rudal hipersonik, meskipun fokusnya saat ini adalah untuk mendeteksi ancaman rudal balistik," lanjut Hill.
Korea Utara masih mempertahankan moratorium rudal balistik jarak jauh sejak November 2017. Sayangnya, mereka masih melakukan beberapa uji coba rudal jarak pendek tahun ini, termasuk uji rudal hipersonik pada bulan September.
Hill meyakini radar baru mereka nantinya akan sangat sangat kuat dan mampu membedakan target yang datang, entah berupa rudal yang mematikan, atau hanya sebuah umpan.