Reporter: Asnil Bambani Amri, Bloomberg | Editor: Asnil Amri
WASINGTHON. Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) mengusulkan pengenaan bea masuk 71% atas impor mesin cuci asal Korea Selatan. Usulan ini menyusul adanya dugaan pemberian subsidi oleh pemerintah Korea Selatan terhadap produsen mesin cuci di negara itu.
Otoritas pengamanan perdagangan di AS mengumumkan, adanya subsidi tersebut membuat produk mesin cuci dari Korea Selatan lebih murah ketimbang mesin cuci produksi dalam negeri AS. Kebijakan subsidi ini, dinilai AS telah merugikan industri dalam negerinya.
Sebelum mengusulkan adanya pengenaan bea masuk, pemerintah AS terlebih dahulu menerima keluhan dari produsen mesin cuci di dalam negerinya, yakni Whirlpool Corp (WHR) di Benton Harbor, Michigan pada 30 Desember lalu.
Dalam petisi itu menyebutkan, LG Electronics dan Daewoo Electronics yang berbasis di Seoul, serta Samsung Electronics Co dari Suwon, Korea Selatan, menjual mesin cuci dibawah harga produksi di AS. "Produsen mesin cuci di Korea Selatan telah diuntungkan subsidi pemerintah mereka yang melanggar hukum perdagangan," kata Kristine Vernier, juru bicara, Whirlpool dalam sebuah pernyataan.
Menurut Departemen Perdagangan AS, mesin cuci Daewoo diminta membayar 71% be masuk, sedangkan Samsung membayar 1,2%, serta LG Electronics 0,22%. Semua perusahaan lainnya akan membayar 1,2%. Sementara itu Daewoo dikabarkan menolak menanggapi penyelidikan otoritas pengamanan perdagangan AS tersebut.
Sementara itu otoritas pengamanan perdagangan AS mengaku akan menetapkan penetapan bea masuk countervailing atau bea masuk anti subsidi final itu tahun ini juga.