kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asyik berbisnis, kuliah sempat terbengkalai (2)


Rabu, 22 Juni 2016 / 12:35 WIB
Asyik berbisnis, kuliah sempat terbengkalai (2)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

Sejak kecil, Orion Hindawi sudah dikenalkan pada kerja perangkat lunak (software). Sang ayah, David Hindawi, banyak mewariskan pengetahuan bagi sang putra. Ketertarikan Orion pada industri software semakin menjadi saat dia beranjak dewasa. Hampir saja ia meninggalkan bangku kuliah lantaran terlalu asyik bergelut dengan perusahaan sang ayah, BigFix. Namun atas dorongan sang ibu, Orion pun akhirnya menggenggam titel sarjana dan menjadi pebisnis tangguh.

Orion Hindawi berhasil meraih kesuksesan di usia muda. Baru berumur 36 tahun, ia sudah menyandang predikat miliarder. Namun keberhasilan Orion, tak terlepas dari peran sang ayah, David Hindawi, yang sudah lebih dulu malang melintang di industri software.

Etos kerja keras David, telah tertanam sejak dini pada kepribadian Orion. David adalah seorang keturunan Yahudi Irak yang berdinas sebagai seorang tentara. Untuk mencari penghidupan yang lebih baik, David hijrah ke Amerika Serikat demi mendapat pendidikan yang lebih baik dan berkarier di bidang teknologi informasi. Saat David tinggal di California, sekitar tahun 1980, Orion, sang putra pertama lahir.

Setelah bekerja di pelbagai entitas, David akhirnya mendirikan perusahaan bernama Software Ventures pada tahun 1986. Tidak puas dengan Software Ventures, David lantas mendirikan perusahaan baru bernama BigFix pada 1997.

Lewat pendirian perusahaan baru ini, petualangan Orion Hindawi, yang kala itu masih berusia 17 tahun dimulai. Orion sangat familiar dalam bidang perangkat lunak (software) yang menumbuhkan obsesinya berkarya di dunia tersebut.

Kala itu, Orion tercatat terdaftar sebagai mahasiswa di Berkeley, California. Sebenarnya jumlah mata kuliah yang telah dilahap Orion, nyaris sudah memenuhi kuota untuk menamatkan studinya. Namun keasyikan bergelut di bidang start up menjadi fokus perhatian Orion kala itu.

Orion lantas merasa bosan duduk di bangku kuliah dan lebih sering bolos demi mencurahkan waktunya bekerja bersama sang ayah mengembangkan BigFix. Kebetulan, sebagian besar anggota tim pengembang BigFix adalah anak muda.

Akibatnya, masa studi Orion terbengkalai dan ini membuat ibunya kecewa. Namun harapan ibunya akhirnya terkabul. Orion akhirnya sukses menamatkan kuliahnya dan meraih gelar sarjana, meski sambil terus mengelola BigFix.




TERBARU

[X]
×