Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Sejumlah negara dan badan amal terus melakukan penggalangan dana untuk menutupi kesenjangan distribusi vaksin. Donasi tersebut akan digunakan untuk membantu pendanaan vaksin di negara-negara miskin di seluruh dunia.
Covid-19 Vaccines Global Access (Covax) telah berhasil menggalang dana lagi sebesar US$ 2,4 miliar dari konferensi tingkat tinggi (KTT) yang digelar secara daring, Rabu (2/6). Jepang menjadi negara pemimpin donasi tersebut karena telah berjanji akan memberi tambahan dana setelah sebelumnya sudah menjanjikan donasi US$ 200 juta.
Dalam pertemuan puncak yang digelar bersama Aliansi vaksin Global Alliance for Vaccines and Immunization (Gavi) itu, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan, Jepang akan memberikan tambahan US$ 800 juta untuk program Covax. “Ada kebutuhan untuk menutup kesenjangan pendanaan sesegera mungkin. Mengatasi kesenjangan ini tidak dapat dipenuhi oleh satu negara saja," kata Yoshihide Suga dikutip Bloomberg, Kamis (3/6).
Baca Juga: AS melihat kemungkinan pembalasan atas serangan siber Rusia terhadap JBS
Covax merupakan inisiatif global yang ditujukan untuk akses setara untuk vaksin-vaksin Covid-19. Inisiatif ini didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Gavi, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (Cepi) dan lainnya untuk memasok vaksin ke 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Hampir 40 negara donor, perusahaan, dan badan amal, termasuk Australia, Kanada, Prancis, Spanyol, Swiss, dan Yayasan Bill & Melinda Gates juga telah berjanji untuk memberikan kontribusi keuangan tambahan dan menyediakan jutaan inokulasi Covid-19.
Janji tersebut memberikan dorongan bagi Covax untuk memasok vaksin ke negara-negara yang tidak mampu untuk mendapatkan vaksin sendiri. Itu sebagian karena pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh India. Covax sejauh ini baru mengirimkan 77 juta dosis vaksin,
Para ilmuwan mengatakan bahwa meluncurkan vaksin di seluruh dunia akan menjadi kunci untuk mengakhiri pandemi, yang terus mengamuk di Asia. Jumlah infeksi berkurang di AS dan negara-negara lain yang program imunisasinya relatif maju.
Pengumpulan donasi dalam KTT tersebut melampaui target sebelumnya yakni US$ 1,7 miliar. Hingga saat ini, Covax tercatat telah berhasil mengumpulkan dana hingga US$9,6 miliar. Dana itu akan dipakai untuk mendistribusikan 1,8 miliar dosis yang ditargetkan pada awal 2022 dan mencakup 30% populasi di negara-negara yang berpartisipasi.
Baca Juga: Jika teori kebocoran laboratorium Wuhan terbukti, Xi Jinping bisa digulingkan
“Para pemimpin global dengan jelas menyadari perlunya akses yang adil dan mendukung prinsip bahwa kemampuan membayar tidak menentukan apakah seseorang dilindungi dari virus ini,” Seth Berkley CEO Gavi.
KTT itu dilaksanakan pada saat Jepang berjuang untuk mempercepat program vaksinasinya sendiri, dengan sekitar 14 juta dosis sejauh ini diberikan di antara 126 juta orangnya, kurang dari dua bulan sebelum menjadi tuan rumah Olimpiade di Tokyo.
Amerika Serikat (AS) yang baru bergabung dalam program ini langsung menjadi penyumbang terbesar dengan US$ 2,5 miliar dan 80 juta dosis. Uni Eropa juga secara kolektif menyumbangkan miliaran dolar dan 100 juta dosis vaksin.