Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) mengatakan pada Selasa (12/10), akan sepenuhnya meliberalisasi tarif listrik dari pembangkit berbasis batubara.
Mengutip Reuters, NDRC menyatakan, tanpa memberikan kerangka waktu tertentu, 100% tarif listrik dari pembangkit tenaga batubara akan melalui perdagangan pasar, naik dari 70% yang berlaku di China saat ini.
Pengguna industri dan komersial "sesegera mungkin" harus membeli langsung dari pasar atau melalui agen jaringan listrik, naik dari 44% pengguna yang saat ini membeli langsung dari pasar. Pembeli lainnya membayar harga tetap.
Reformasi tarif adalah upaya terbaru Beijing untuk menangani krisis energi yang mencengkeram ekonomi terbesar kedua di dunia itu yang diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun.
Baca Juga: Permintaan dan harga siap melonjak, China tutup 60 tambang batubara
Analis dan trader memperkirakan penurunan 12% dalam konsumsi listrik industri pada kuartal keempat tahun ini karena pasokan batubara diperkirakan akan berkurang musim dingin saat ini.
"(Reformasi tarif) dirancang untuk mencerminkan permintaan dan konsumsi listrik, dan sampai batas tertentu untuk meringankan kesulitan operasi perusahaan listrik dan mendorong pembangkit untuk meningkatkan pasokan listrik," kata Peng Shaozong, pejabat NDRC, seperti dilansir Reuters.
Dewan Negara China pada Jumat (8/10) pekan lalu mengatakan, akan memungkinkan harga listrik tenaga batubara berfluktuasi hingga 20% dari tingkat dasar, peningkatan pada batas sebelumnya, untuk mencegah konsumsi energi yang tinggi.
Peng menegaskan, reformasi harga listrik China tidak akan berdampak pada indeks harga konsumen (CPI) dan hanya berefek terbatas terhadap indikator ekonomi lainnya.