Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - KUANTAN. Lynas Rare Earths Ltd mendapatkan hibah sebesar A$ 14,8 juta atau setara US$ 10,9 juta dari Australia untuk mengkomersialkan proses pemurnian mineral baru yang menghasilkan karbonat tanah jarang dengan kemurnian tinggi.
Mengutip Reuters, dana hibah itu datang ketika negara-negara di seluruh dunia mencari cara mengekang ketergantungan mereka pada China untuk mineral khusus, yang digunakan dalam berbagai produk termasuk kendaraan listrik, telepon pintar, dan peralatan militer.
Lynas yang merupakan produsen logam tanah jarang terbesar di dunia selain China menyebutkan, proses pemurnian baru akan digunakan di fasilitas pemrosesan senilai A$ 500 juta yang rencananya berlokasi di Kalgoorlie, Australia Barat.
Baca Juga: Begini penjelasan Kementerian ESDM soal logam tanah jarang
Sekitar setengah biaya pelaksanaan proses baru di Kalgoorlie akan dipenuhi oleh hibah, yang merupakan bagian dari Inisiatif Manufaktur Modern pemerintah Australia.
Menurut situs web pemerintah Australia, inisiatif tersebut mendukung dan mendanai proyek bersama untuk mendorong hubungan antara bisnis lokal dan perusahaan domestik dan internasional.
Lynas dapat memasok karbonat tanah jarang yang diproduksi di Kalgoorlie ke pabriknya di Malaysia dan fasilitas yang diusulkan di Amerika Serikat.
Saham Lynas naik sebanyak 8,2% dalam lompatan intraday terbesar mereka dalam lima bulan.