Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Sanny Cicilia
SYDNEY. Australia bisa menghadapi resesi untuk pertama kali dalam 25 tahun terakhir bila pemerintah tidak segera bertindak. Ini adalah peringatan yang diungkapkan Morgan Stanley dalam riset terbaru, Kamis (6/11).
Para ekonom Morgan Stanley yang dipimpin oleh Daniel Blake mengatakan, Australia mengalami kemandekan transisi ekonomi dari ketergantungan sumber daya alam. "Kami menurunkan prediksi data penting yang bisa mendorong perubahan kebijakan untuk menghindari resesi," tulis riset Morgan Stanley yang dikutip Bloomberg.
Perusahaan sekuritas dan pengelola dana ini memprediksi, ekonomi Australia hanya akan tumbuh 1,9% pada tahun depan. Dari total angka pertumbuhan itu, sebesar 1,5% berasal dari ekspor.
Morgan Stanley juga meramal, tingkat pengangguran tahun depan akan naik menjadi 6,8%. Saat ini, tingkat pengangguran Australia sebesar 6,2%.
Perkiraan lain adalah penurunan nilai tukar dollar Australia dari saat ini US$ 0,87 menjadi US$ 0,76 tahun depan. Nilai tukar aussie yang lebih rendah ini juga merupakan harapan Reserve Bank of Australia (RBA). Bank sentral menilai, nilai tukar aussie saat ini masih lebih tinggi ketimbang nilai secara fundamental.
Pemerintah Australia menunggu dampak suku bunga rendah untuk mendorong geliat ekonomi dan peningkatan pasar perumahan. RBA menahan suku bunga di level terendah 2,5% dalam 15 bulan terakhir. Ini adalah upaya bank sentral mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
Morgan Stanley menyebutkan, pasar menganggap remeh dampak tingkat pengangguran. "Tingkat pengangguran yang akan naik hingga hampir 7% dengan pertumbuhan pendapatan yang menurun di bawah 3% perlu diperhatikan," sebut Morgan Stanley.
Data Biro Statistik menunjukkan, tingkat pengangguran di Queensland naik dari 6,3% bulan September menjadi 7% bulan Oktober 2014. Sedangkan tingkat pengangguran di Tasmania justru turun dari 7,6% menjadi 6,9%.
Craig James, ekonom senior Commonwealth Bank of Australia mengatakan, perusahaan-perusahaan sangat konservatif dalam urusan belanja, investasi dan rekrutmen karyawan baru. "Data terbaru soal iklan lowongan kerja dan komitmen kredit baru memunculkan harapan bahwa korporasi akan kembali meningkatkan aktivitas," kata James.
Glenn Stevens, Gubernur RBA mendorong korporasi untuk menambah belanja dan mengambil risiko. Morgan Stanley memperkirakan, hanya 45% kemungkinan RBA akan kembali menurunkan suku bunga tahun depan. Tapi, kemungkinan lebih besar adalah suku bunga di level yang sama hingga ada kenaikan bunga acuan pada kuartal pertama 2016.
Data ekonomi Australia di kuartal III 2014 memang menunjukkan perlambatan. Tingkat inflasi melambat menjadi 2,3% ketimbang kuartal kedua yang masih 3%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Australia kuartal kedua hanya sebesar 0,5% ketimbang kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,1%.













