CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Australia Selidiki Dugaan Adanya Pilot Tempur yang Melatih Militer China


Rabu, 19 Oktober 2022 / 13:07 WIB
Australia Selidiki Dugaan Adanya Pilot Tempur yang Melatih Militer China
ILUSTRASI. Pertunjukan memperingati 100 tahun berdirinya Partai Komunis China di Stadion Nasional di Beijing, China 28 Juni 2021. REUTERS/Thomas Peter


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Kementerian Pertahanan Australia menyatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait laporan adanya pilot tempur mereka yang memberi pelatihan kepada militer China.

Sebelum ini, pemerintah Inggris juga mencurigai adanya mantan prajurit mereka yang direkrut oleh militer China untuk memberikan pelatihan.

Dilansir oleh Reuters (19/10), Menteri Pertahanan Richard Marles telah meminta departemennya untuk menyelidiki perekrutan mantan pilot militer Australia oleh sekolah penerbangan Afrika Selatan yang beroperasi di China.

Marles mengaku akan sangat kecewa jika memang benar ada oknum yang memilih melayani negara asing.

Baca Juga: 15.000 Tentara Ukraina Bakal Terima Pelatihan Khusus dari Uni Eropa

"Saya akan sangat kaget dan terganggu jika mendengar bahwa ada personel yang terbujuk dengan gaji dari negara asing dibanding melayani negaranya sendiri," ungkap Marles.

Sekolah penerbangan yang akan dipantau adalah Test Flying Academy of South Africa (TFASA).

Dalam sebuah iklan dengan Society of Experimental Test Pilots (SETP) yang beredar secara daring, TFASA mengatakan sedang mencari sejumlah instruktur pilot uji sayap tetap dan helikopter untuk bekerja di lokasi yang dirahasiakan.

Tanpa menyebut satu lokasi pasti, TFASA hanya menuliskan kawasan "Asia Timur Jauh".

Persyaratannya termasuk lulus dari sekolah penerbangan uji militer di Amerika Serikat atau Inggris.

Baca Juga: PKC: China dan AS Punya Banyak Kepentingan Bersama

TFASA diketahui menjalankan sekolah penerbangan untuk pilot maskapai penerbangan China di Afrika Selatan sebagai perusahaan patungan dengan AVIC, salah satu perusahaan penerbangan milik negara terbesar di China.

Pada hari Selasa (18/10), pemerintah Inggris telah terlebih dahulu mengambil langkah-langkah untuk menghentikan China yang mencoba merekrut tentara dan mantan pilot militernya untuk melatih militer China.

BBC melaporkan, ada sekitar 30 mantan pilot militer Inggris telah bekerja untuk melatih Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×