Sumber: Bloomberg |
NEW YORK. Kontrak berjangka indeks saham Amerika Serikat turun seiring badai Sandy bergerak menuju Pantai Timur AS. Seluruh bursa AS hari ini tutup dan kemungkinan bakal berlanjut hingga besok.
Kontrak berjangka atau futures untuk indeks Standard & Poor’s 500 turun 0,4% ke 1.402,4. Sedangkan kontrak Dow turun 61 poin atau 0,5% ke 12.993.
Futures tetap turun meskipun Kementerian Perdagangan AS melaporkan bahwa belanja konsumen AS naik 0,8% di September. Angka ini melebihi prediksi 0,6% dari analis yang disurvei Bloomberg. Angka ini juga lebih baik dibandingkan belanja konsumen AS di Agustus yang hanya naik 0,5%.
“Pasar memfaktorkan kerugian potensial dari badai. Sepertinya ini akan cukup besar. Ini akan secara alamai berdampak pada perusahaan asuransi, juga perusahaan lain di sekitar area yang terkena badai yang penjualannya bisa terpukul,” kata Peter Jankovskis, co-chief investment officer Oakbrook Investments di Lisle, Illinois.
Otoritas AS membatalkan perdagangan saham di seluruh bursa AS hari ini. Sandy mendekati kota New York dengan kecepatan 85 mil per jam dan mengancam permukaan laut naik 10 kaki.
“Kemungkinan bakal ada dampak ekonomi jika Sandy mengempas daratan dengan kekuatan angin topan,” kata Jeremy Batstone-Carr, Kepala Riset Charles Stanley Group Plc di London.
Badai salju 1996
Penutupan pasar kemungkinan bakal berlanjut hingga besok. Terakhir kalinya Bursa New York memotong waktu perdagangan akibat cuaca terjadi enam tahun lalu. Waktu itu, 8 Januari 1996, badai salju setebal 20 inci menutupi New York.
Bursa saham, mulai dari New York dan Nasdaq, hingga bursa yang dijalankan Direct Edge Holdings LLC di Jersey City, New Jersey, dan Bats Global Markets Inc. di Lenexa, Kansas, akan menghentikan sementara perdagangan di 13 bursa dan lusinan perdagangan swasta yang dijalankan para broker.
Badai tidak menghalangi kenaikan harga saham, menurut sebuah studi dari S&P atas kinerja pasar setelah terjadinya 13 badai yang paling merugikan.
“Sejarah menyatakan bahwa badai biasanya tak memicu penurunan pasar. Harga saham lebih banyak digerakkan oleh kejadian-kejadian global daripada bencana lokal,” kata Sam Stovall, Chief Equity S&P New York hari ini.