kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   5.000   0,22%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Bagaimana Buffett Atasi Inflasi? Investasi Diri & Bisnis Fleksibel


Sabtu, 11 Oktober 2025 / 13:30 WIB
Bagaimana Buffett Atasi Inflasi? Investasi Diri & Bisnis Fleksibel
ILUSTRASI. Bagaimana Buffett Atasi Inflasi? Investasi Diri & Bisnis Fleksibel.


Sumber: Investopedia | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Inflasi adalah musuh terbesar kekayaan. Saat harga barang dan jasa meningkat, nilai uang yang Anda miliki secara perlahan tergerus.

Bagi investor dan masyarakat umum, hal ini bisa menjadi ancaman serius terhadap daya beli maupun nilai aset jangka panjang.

Warren Buffett, salah satu investor paling sukses di dunia, menawarkan pandangan sederhana namun mendalam untuk melindungi diri dari dampak inflasi yang tak terhindarkan.

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 2.299.000 per Gram pada Sabtu (11/10)

Menurut penjelasan Buffett yang dikutip oleh Investopedia, ada dua langkah utama untuk menjaga kekayaan tetap bertahan di tengah tekanan inflasi: berinvestasi pada diri sendiri dan memiliki bisnis yang mampu menaikkan harga tanpa kehilangan pelanggan.

1. Investasikan pada Diri Sendiri

Buffett menegaskan bahwa investasi terbaik dalam menghadapi inflasi adalah mengembangkan diri sendiri. Ia menyebut keahlian, reputasi, dan pengetahuan sebagai “aset yang tidak bisa diambil oleh inflasi.” Semakin tinggi nilai kompetensi seseorang, semakin besar pula kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan ekonomi.

Keunggulan pribadi, seperti kemampuan profesional, kreativitas, dan keterampilan komunikasi, tidak bisa tergerus inflasi. Ketika seseorang menjadi ahli di bidangnya, ia memiliki kekuatan untuk menyesuaikan tarif jasanya seiring naiknya biaya hidup.

Buffett juga menekankan bahwa tidak ada pajak atas peningkatan kemampuan diri, dan modal yang dibutuhkan relatif kecil jika dibandingkan dengan investasi keuangan.

Intinya, semakin Anda berharga di pasar tenaga kerja, semakin kuat posisi Anda dalam menghadapi fluktuasi ekonomi.

2. Pilih Bisnis yang Mampu Menetapkan Harga (Pricing Power)

Selain investasi pada diri sendiri, Buffett menyarankan agar investor memilih bisnis yang memiliki “pricing power” atau kemampuan menetapkan harga. Dalam kondisi inflasi, perusahaan yang bisa menaikkan harga produk atau jasanya tanpa kehilangan pelanggan memiliki keunggulan kompetitif yang besar.

Jenis perusahaan yang biasanya tahan inflasi antara lain:

  • Bisnis dengan merek kuat, seperti Coca-Cola atau Procter & Gamble, yang dapat menaikkan harga tanpa kehilangan permintaan.
  • Perusahaan berbasis teknologi atau perangkat lunak, karena biaya tambahan untuk melayani pelanggan baru relatif rendah.
  • Bisnis waralaba dan lisensi, yang pendapatannya tumbuh tanpa memerlukan investasi modal besar secara berulang.

Menurut Buffett, bisnis seperti ini lebih efisien menghadapi inflasi dibanding perusahaan yang harus terus mengeluarkan modal besar untuk mengganti aset fisik atau peralatan. Namun ia juga mengingatkan bahwa “asset-light” tidak selalu berarti bebas dari risiko, valuasi saham, utang, dan kompetisi tetap harus diperhatikan.

Tonton: Kejagung Sebut Ada Pengembalian Uang Terkait Kasus Korupsi Pengadaan Chromebook

3. Fokus pada Efisiensi, Bukan Sekadar Penghematan

Banyak orang berusaha melawan inflasi dengan memotong pengeluaran. Namun Buffett menilai pendekatan yang lebih efektif adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Ketika seseorang atau bisnis mampu menghasilkan nilai lebih besar dari biaya yang sama, inflasi tidak lagi menjadi ancaman besar.

Misalnya, profesional yang memperluas keterampilannya dapat membuka peluang penghasilan baru, sementara bisnis yang mengoptimalkan teknologi bisa mempertahankan margin keuntungan meski harga bahan baku naik.

4. Pelajaran untuk Investor

Nasihat Buffett ini tetap relevan. Fokus pada pengembangan keahlian di sektor yang sedang tumbuh, seperti teknologi informasi, energi hijau, dan ekonomi digital, dapat menjadi pelindung alami dari inflasi.

Sementara itu, bagi pelaku bisnis, membangun merek yang kuat dan efisien secara operasional menjadi kunci menghadapi kenaikan biaya produksi. Produk atau layanan dengan nilai unik dan loyalitas pelanggan tinggi akan lebih mudah menyesuaikan harga tanpa kehilangan pasar.

Warren Buffett menunjukkan bahwa melindungi kekayaan dari inflasi bukanlah soal menemukan instrumen investasi ajaib, melainkan memperkuat pondasi ekonomi pribadi. Dua strategi yang ia tekankan, berinvestasi pada diri sendiri dan memilih bisnis dengan kekuatan penetapan harga, terbukti tahan terhadap perubahan zaman.

Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, kemampuan diri dan pilihan bisnis yang bijak tetap menjadi benteng paling kuat menghadapi inflasi.

Selanjutnya: Usaha Debitur Lesu, Lender Kesulitan Tarik Duit di P2P Lending Dana Syariah Indonesia

Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Superindo Diskon hingga 50% Periode 10-12 Oktober 2025


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×