Sumber: The Straits Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Rekan Prof Cheung, asisten peneliti Florence Chioh, yang merupakan penulis pertama studi tersebut, mengatakan bahwa virus Sars-CoV-2 dapat menyerang lapisan pembuluh darah, menyebabkan peradangan dan kerusakan. Ini bisa mengakibatkan kebocoran dari pembuluh yang rusak sehingga memicu pembentukan bekuan darah.
Namun, para peneliti menemukan bahwa bahkan setelah pasien pulih dari Covid-19, mereka terus memiliki protein inflamasi tingkat tinggi yang dikenal sebagai sitokin. Informasi saja, sitokin diproduksi oleh sel-sel kekebalan untuk mengaktifkan respons kekebalan terhadap patogen - bahkan tanpa adanya virus.
Jumlah sel kekebalan yang luar biasa tinggi, yang dikenal sebagai sel T, juga ada dalam darah pasien yang pulih, sehingga menunjukkan bahwa respons kekebalan mereka tetap aktif bahkan setelah virus hilang.
Pasien yang telah pulih dari Covid-19 sering memiliki sel T spesifik virus dalam aliran darah mereka, yang memberi mereka beberapa tingkat perlindungan terhadap virus.
Baca Juga: Begini cara mengembalikan indra perasa setelah sembuh Covid-19
Namun, respon imun yang meningkat dapat memicu sitokin untuk menyerang pembuluh darah, meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah.
Masih mengutip The Straits Times, tim menemukan bahwa pasien yang pulih memiliki dua kali jumlah sel endotel yang bersirkulasi, yang dilepaskan dari dinding pembuluh darah yang rusak.
Mereka sekarang mencari untuk memasukkan lebih banyak pasien dalam penelitian ini, dengan merekrut mereka yang telah pulih setidaknya selama enam bulan dari infeksi awal mereka. Ini akan membantu tim untuk lebih memahami efek jangka panjang dari Covid-19.