Sumber: The Straits Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan, pasien yang telah pulih dari Covid-19, terlepas dari tingkat keparahan penyakitnya, mungkin berisiko mengalami pembekuan darah karena sistem kekebalan yang terlalu aktif.
Melansir The Straits Times, pembekuan darah di arteri utama, terutama yang terkait dengan organ vital, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung, stroke, atau kegagalan organ.
Sampel darah dari 30 pasien sembuh dari Covid-19 ringan, sedang, dan berat diambil sebulan setelah mereka keluar dari rumah sakit.
Semuanya ditemukan memiliki kerusakan pembuluh darah, mungkin timbul dari respon imun yang bertahan lama, yang dapat memicu pembentukan bekuan darah.
Menurut Asisten Profesor Christine Cheung dari Fakultas Kedokteran Lee Kong Chian Universitas Teknologi Nanyang, Selasa (13/4/2021), sekitar sepatuh dari pasien memiliki risiko kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes dan hipertensi, yang menempatkan mereka pada risiko pembekuan darah yang lebih tinggi.
Baca Juga: Kabar baik, China setujui penggunaan darurat vaksin Sinovac pada anak dan remaja
Berbicara pada media briefing virtual, dia mencatat bahwa pasien ini juga memiliki disfungsi pembuluh darah yang lebih jelas dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki risiko kardiovaskular.
Tim yang dipimpin oleh Prof Cheung, terdiri dari peneliti dari Lee Kong Chian School of Medicine, Agency for Science, Technology and Research (A*Star) Singapore Immunology Network (SIgN) dan National Center of Infectious Diseases (NCID).
Studi mereka diterbitkan dalam jurnal ilmiah eLife pada 23 Maret 2021.
Baca Juga: Seberapa lama tubuh Anda kebal terhadap infeksi Covid-19?
Rekan Prof Cheung, asisten peneliti Florence Chioh, yang merupakan penulis pertama studi tersebut, mengatakan bahwa virus Sars-CoV-2 dapat menyerang lapisan pembuluh darah, menyebabkan peradangan dan kerusakan. Ini bisa mengakibatkan kebocoran dari pembuluh yang rusak sehingga memicu pembentukan bekuan darah.
Namun, para peneliti menemukan bahwa bahkan setelah pasien pulih dari Covid-19, mereka terus memiliki protein inflamasi tingkat tinggi yang dikenal sebagai sitokin. Informasi saja, sitokin diproduksi oleh sel-sel kekebalan untuk mengaktifkan respons kekebalan terhadap patogen - bahkan tanpa adanya virus.
Jumlah sel kekebalan yang luar biasa tinggi, yang dikenal sebagai sel T, juga ada dalam darah pasien yang pulih, sehingga menunjukkan bahwa respons kekebalan mereka tetap aktif bahkan setelah virus hilang.
Pasien yang telah pulih dari Covid-19 sering memiliki sel T spesifik virus dalam aliran darah mereka, yang memberi mereka beberapa tingkat perlindungan terhadap virus.
Baca Juga: Begini cara mengembalikan indra perasa setelah sembuh Covid-19
Namun, respon imun yang meningkat dapat memicu sitokin untuk menyerang pembuluh darah, meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah.
Masih mengutip The Straits Times, tim menemukan bahwa pasien yang pulih memiliki dua kali jumlah sel endotel yang bersirkulasi, yang dilepaskan dari dinding pembuluh darah yang rusak.
Mereka sekarang mencari untuk memasukkan lebih banyak pasien dalam penelitian ini, dengan merekrut mereka yang telah pulih setidaknya selama enam bulan dari infeksi awal mereka. Ini akan membantu tim untuk lebih memahami efek jangka panjang dari Covid-19.