Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI/SINGAPURA. China saat ini menyimpan banyak timbunan dollar. Alhasil, perbankan China berupaya keras untuk menyalurkannya lewat pinjaman. Di sisi lain, para trader mengatakan hal tersebut menimbulkan risiko bagi upaya resmi pemerintah untuk mengendalikan yuan yang meningkat dengan cepat.
Reuters memberitakan, mengutip data resmi China, nilai simpanan tunai asing di bank-bank China melonjak di atas angka US$ 1 triliun untuk pertama kalinya pada bulan April. Kondisi itu terjadi akibat lonjakan penerimaan ekspor dan arus investasi.
Sebelumnya, lonjakan yang sama terkait dolar terjadi pada akhir 2017, di mana penjualan dolar besar-besaran mendorong reli tajam yuan pada awal 2018.
Trader mengatakan, jumlah timbunan dolar yang lebih besar kali ini bisa meningkatkan risiko tersebut. Kondisi itu berisiko menggagalkan upaya pembuat kebijakan untuk menahan peningkatan yuan.
Baca Juga: Xi Jinping: China harus memiliki kemampuan komunikasi internasional yang lebih baik
"Posisi ini khususnya, dalam pandangan kami, rentan terhadap kapitulasi jika tren penurunan dolar secara luas terus berlanjut, terutama jika yuan menguat melewati 6,25 atau 6,2 per dolar" kata ahli strategi mata uang Asia UBS Rohit Arora.
"Kami pikir jika melewati level ini ... (yuan) memiliki kemampuan untuk mempengaruhi jiwa pasar," katanya.
Yuan yang sangat terkelola berada di level tertinggi tiga tahun, setelah mencatatkan reli melampaui level resistensi utama di 6,4 per dolar, dan mencatat bulan terbaiknya sejak November pada Mei.
Baca Juga: Pejabat tinggi AS dan China adakan pembicaraan ekonomi, ini yang dibahas
Khawatir kenaikan pesat ini dapat melepaskan konversi besar-besaran dari deposito ke mata uang yuan, People's Bank of China (PBOC) mengatakan pada hari Senin bahwa mulai pertengahan Juni, bank harus menyisihkan lebih banyak cadangan untuk mencegah akumulasi lebih lanjut.
Sumber Reuters dari perbankan dalam negeri mengatakan bahwa permintaan untuk pinjaman dolar tampak mengerikan, bahkan pada tingkat terendah.
"Bagaimana ini berubah selama beberapa tahun terakhir cukup fenomenal," kata Patrick Law, kepala pasar Asia di Bank of America di Hong Kong.
"Tahun lalu adalah yang pertama dalam satu dekade atau lebih, bahwa ada lebih banyak simpanan mata uang asing daripada pinjaman mata uang asing. Dan ketidakseimbangan itu telah tumbuh pada tahun 2021," katanya.