kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank Dunia pangkas outlook negara berkembang Asia


Senin, 07 April 2014 / 11:16 WIB
Bank Dunia pangkas outlook negara berkembang Asia
ILUSTRASI. Mantan Presiden AS Donald Trump berbicara pada rapat umum untuk mendukung kandidat Partai Republik menjelang pemilihan paruh waktu, di Dayton, Ohio, AS 7 November 2022. REUTERS/Gaelen Morse


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SINGAPURA. Bank Dunia menilai, negara-negara dengan perekonomian berkembang di Asia Timur akan mengalami perlambatan pertumbuhan dari prediksi yang ditetapkan pada tahun ini. Kondisi itu disebabkan oleh perlambatan ekonomi China dan ketegangan politik yang membuat outlook ekonomi Thailand menjadi negatif.

Dalam rilis yang bertajuk East Asia and Pacific Economic Update yang dipublikasikan pada hari ini, Bank Dunia memprediksi ekonomi China akan tumbuh 7,6% pada tahun ini, turun dari prediksi Oktober yakni 7,7%. Sedangkan ekonomi Thailand akan tumbuh 3% atau 1,5% lebih rendah dari prediksi yang dibuat enam bulan lalu.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi negara berkembang Asia Timur diramal akan tumbuh 7,1% di 2014, turun dari prediksi sebelumnya yakni 7,2% pada Oktober lalu.

Meski demikian, ekspansi kawasan Asia masih akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dan respon pelaku pasar terhadap program tapering the Federal Reserve.

Dalam pulikasi tersebut juga dijelaskan bahwa reformasi struktural merupakan kunci untuk mengurangi kerentanan dan mencapai kestabilan pertumbuhan jangka panjang di kawasan Asia Timur.

"China sudah memulai sejumlah reformasi keuangan, market access, mobilitas tenaga kerja, dan kebijakan fiskal untuk meningkatkan efisiensi pertumbuhan dan mendongkrak permintaan domestik," jelas Bank Dunia.

Menurut Bank Dunia, dalam beberapa waktu ke depan, kebijakan ini akan menjadikan perekonomian lebih stabil, inklusif, dan mantap. "Kebijakan lain yang sudah diumumkan pemerintah China seperti reformasi pajak serta pelonggaran peraturan investasi swasta juga akan menggairahkan ekonomi dalam jangka pendek," jelas Bank Dunia.

Sementara itu, menurut organisasi dunia yang berbasis di Washington ini, di Thailand, faktor utama perlambatan ekonominya adalah keterlambatan implementasi kebijakan dan ketidakpastian politik.

Seperti yang diketahui, ratusan ribu demonstran di Thailand masih melakukan aksi protes sejak akhir Oktober lalu yang menuntut agar Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra turun dari jabatan. Mereka juga menuntut agar pemerintah Thailand dibersihkan dari kroni-kroni Yingluck.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×