kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Dunia prediksi ekonomi Asia Selatan hanya tumbuh 1,8% hingga 2,8% di 2020


Minggu, 12 April 2020 / 11:45 WIB
Bank Dunia prediksi ekonomi Asia Selatan hanya tumbuh 1,8% hingga 2,8% di 2020
ILUSTRASI. Ilustrasi lockdown di India yang menyebabkan gelombang mudik


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Bank Dunia memprediksi, India dan negara-negara di kawasan Asia Selatan akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi terburuknya dalam empat dekade terakhir di tahun ini. Hal ini terjadi karena adanya pandemi virus corona.

Wilayah Asia Selatan, yang terdiri dari delapan negara, diprediksi hanya tumbuh 1,8% hingga 2,8% di tahun ini. Hal ini diumumkan Bank Dunia dalam laporan yang bertajuk South Asia Economic Focus.

Asal tahu saja, enam bulan lalu, Bank Dunia masih memproyeksikan ekonomi di kawasan Asia Selatan dapat tumbuh 6,3% di 2020. 

Baca Juga: Gara-gara virus corona, defisit Brasil tahun 2020 melesat hingga 7% dari PDB

Ekonomi India, yang terbesar di kawasan itu, diperkirakan tumbuh 1,5% hingga 2,8% pada tahun fiskal yang dimulai pada 1 April. Sementara untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret lalu, ekonomi India diproteksi masih tumbuh 4,8% hingga 5%.

"Rebound yang terjadi pada akhir 2019 telah disusul oleh dampak negatif dari krisis global," kata laporan Bank Dunia seperti dikutip Reuters.

Selain India, Bank Dunia memperkirakan bahwa Sri Lanka, Nepal, Bhutan dan Bangladesh juga akan mengalami penurunan tajam dalam pertumbuhan ekonomi. Tiga negara lain, Pakistan, Afghanistan dan Maladewa, diperkirakan akan jatuh ke dalam resesi. 

Langkah-langkah yang diambil untuk melawan virus corona telah mengganggu rantai pasokan di seluruh Asia Selatan, yang telah mencatat lebih dari 13.000 kasus sejauh ini, masih lebih rendah daripada banyak bagian dunia.

Lockdown 1,3 miliar orang di India juga menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan, mengganggu bisnis besar dan kecil dan memaksa eksodus pekerja migran dari kota ke rumah mereka di desa-desa.

Jika terjadi lockdown nasional yang berkepanjangan dan luas, laporan itu memperingatkan skenario terburuk di mana seluruh wilayah akan mengalami kontraksi ekonomi tahun ini.

Untuk meminimalkan kepedihan ekonomi jangka pendek, Bank Dunia menyerukan negara-negara di kawasan untuk mengumumkan langkah-langkah fiskal dan moneter lebih banyak untuk mendukung pekerja migran yang menganggur, serta pengurangan hutang untuk bisnis dan individu.

Baca Juga: Nyaris Tembus 20.000, Kematian Akibat Corona di AS Jadi Yang Tertinggi di Dunia

India sejauh ini telah meluncurkan rencana ekonomi US$ 23 miliar untuk memberikan bantuan tunai langsung ke jutaan orang miskin yang terdampak lockdown. Di negara tetangga, Pakistan, pemerintah telah mengumumkan rencana US$ 6 miliar untuk mendukung perekonomian.

"Prioritas bagi semua pemerintah Asia Selatan adalah untuk menahan penyebaran virus corona dan melindungi rakyat mereka, terutama yang termiskin yang menghadapi hasil kesehatan dan ekonomi yang jauh lebih buruk," kata pejabat senior Bank Dunia, Hartwig Schafer.




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×