Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - TAKAMATSU. Anggota dewan kebijakan Bank of Japan (BoJ) Goushi Kataoka menyatakan bahwa bank sentral harus meningkatkan stimulus moneter untuk mencapai inflasi. Sebab, dengan mempertahankan kebijakan yang berjalan saat ini dalam waktu yang terlalu lama dinilai dapat mengakibatkan perubahan ekonomi yang berlebihan.
Kataoka juga mengatakan BoJ dan pemerintah harus meningkatkan kerjasama untuk meningkatkan ekspektasi inflasi publik dan memastikan Jepang mengakhiri masa deflasi.
"Jika pelonggaran moneter saat ini berkepanjangan, itu berarti Jepang akan menghadapi periode ketidakpastian lebih lama. Artinya, ketidakpastian dalam mencapai target harga kami akan meningkat," jelas Kataoka dalam pidato di depan para pebisnis di Takamatsu, seperti dikutip Reuters Rabu (27/2).
Asal tahu saja, inflasi inti tahunan di Jepang pada Januari 2019 hanya mencapai 0,8%.
Menurut Kataoka, BoJ harus mengambil langkah pelonggaran moneter yang lebih kuat untuk mencapai target inflasi 2% dengan cepat, karena semakin lama mempertahankan kerangka saat ini maka akan semakin sulit untuk keluar dari kebijakan ulta longgar," ungkapnya.
"Sulit meyakini bahwa kepercayaan publik pada komitmen BoJ untuk mencapai target inflasi akan meningkat ketika kebijakan moneter tetap stabil meski ada pemangkasan dalam perkiraan inflasi dewan BoJ," jelas Kataoka.
Kataoka menentang kebijakan yang dijalankan BoJ saat ini yang memilih untuk menjalankan kebijakan tetap stabil. Sebaliknya Kataoka justru menyerukan langkah-langkah yang lebih kuat untuk mencapai target inflasi 2%.
BoJ menghadapi dilema. Pencetakan uang dalam jumlah besar selama bertahun-tahun telah mengeringkan likuiditas di pasar dan merusak laba bank umum, memicu kekhawatiran akan meningkatnya risiko pelonggaran yang berkepanjangan.