Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Bank sentral Australia pada hari Selasa (3/5) menaikkan suku bunga utamanya secara mengejutkan sebesar 25 basis poin menjadi 0,35%. Ini adalah kenaikan pertama suku bunga acan dalam lebih dari satu dekade dan menandai kenaikan lebih lanjut saat hampir berakhir stimulus moneter pada saat pandemi.
Mengakhiri pertemuan kebijakan Mei, Reserve Bank of Australia (RBA) mengatakan ini adalah waktu yang tepat untuk mulai menarik dukungan moneter yang luar biasa karena inflasi telah meningkat secara signifikan dan ekonomi mendekati kesempatan kerja penuh.
"Dewan berkomitmen untuk melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan bahwa inflasi di Australia kembali ke target dari waktu ke waktu," kata Gubernur RBA Philip Lowe dalam sebuah pernyataan. "Ini akan membutuhkan kenaikan suku bunga lebih lanjut selama periode mendatang."
Baca Juga: Korea Selatan Catatkan Inflasi di Level Tertinggi dalam 13 Tahun
Langkah ini mengangkat nilai tukar dolar Australia menjadi US$ 0,7116 karena mayoritas analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan menjadi hanya 0,25%.
Pergeseran kebijakan terjadi setelah inflasi harga konsumen melonjak ke puncak 20 tahun sebesar 5,1% pada kuartal pertama. Lonjakan inflasi dipimpin oleh biaya untuk bensin, perumahan, makanan, dan pendidikan. Inflasi inti melonjak menjadi 3,7% dan di atas kisaran target RBA untuk pertama kalinya sejak 2010.
Para pelaku pasar dengan cepat memperkirakan pergerakan suku bunga ke 0,75% pada bulan Juni. Prediksi selanjutnya adalah kenaikan menjadi sekitar 2,5% pada akhir tahun 2022 dan 3,5% pada pertengahan 2023.
Baca Juga: Wall Street Menguat di Tengah Perburuan Saham Teknologi
Rangkaian kenaikan suku bunga ini akan menjadi siklus pengetatan RBA paling agresif dalam sejarah modern dan hambatan pada daya beli konsumen mengingat utang rumah tangga berada pada titik tertinggi sepanjang masa.
RBA juga mengumumkan akan membiarkan lebih dari A$ 350 miliar ($249,03 miliar) kepemilikan obligasi pemerintah berakhir pada saat jatuh tempo daripada secara aktif menjualnya seperti yang dilakukan beberapa bank sentral.
Kenaikan suku bunga pinjaman akan menambah biaya tekanan hidup yang memusingkan bagi pemerintah Nasional Liberal di tengah kampanye besar-besaran pada manajemen ekonomi.
Baca Juga: Beli Emas Saat Libur Lebaran, Perhatikan Saran Berikut
Sebuah survei ANZ yang keluar pada hari Selasa (3/5) menunjukkan kepercayaan konsumen menukik tajam 6% minggu lalu. Ini adalah penurunan paling tajam sejak gelombang Omicron menyapu pesisir timur pada Januari.
"Ini adalah tingkat kepercayaan konsumen terendah pada awal siklus pengetatan sejak rezim penargetan inflasi dimulai pada awal 1990-an," kata kepala ekonomi Australia ANZ, David Plank. Dia memperkirakan pengetatan RBA lebih lambat daripada prediksi pasar.