Reporter: Dyah Megasari, The Guardian |
LONDON. Hasil penelitian Bank for International Settlements (BIS) menyatakan, 30% dari gross domestic product (GDP) global digenggam oleh bank sentral. Nilai itu setara dengan US$ 18 triliun yang diperoleh melalui pembelian obligasi pemerintah dan intervensi likuiditas sistem keuangan untuk mengurangi dampak krisis saat ini.
Angka itu, mencapai dua kali lipat dari sepuluh tahun yang lalu. "Bank sentral sedang terpojok dan tengah berusaha memperpanjang stimulus moneter," demikian pernyataan BIS.
Eropa, masih akan menjadi katalis yang mempengaruhi naik turunnya intervensi bank sentral ke pasar. Menjelang KTT Eropa pekan ini, berkembang isu bahwa untuk menuntaskan krisis, sektor yang pertama kali harus di tolong adalah perbankan.
Namun, rencana ini tidak akan berhasil jika tidak disepakati oleh seluruh negara yang tergabung dalam sistem mata uang tunggal euro. BIS menilai, dari waktu ke waktu, penyelesaian krisis hanya sebatas kegembiraan sesaat. Euforia itu sangat cepat datang dan pergi.