Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Bank-bank Singapura diperkirakan akan merasakan peningkatan bisnis wealth (kekayaan) mereka dalam waktu dekat, didorong oleh pemangkasan suku bunga dan harapan kebangkitan ekonomi China.
Meskipun demikian, laba mereka pada kuartal ketiga diperkirakan mengalami penurunan seiring lemahnya pertumbuhan pinjaman.
Menurut perkiraan LSEG, DBS dan Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC), dua bank terbesar di Singapura, masing-masing diperkirakan mengalami penurunan laba sebesar 3% dan 7,4% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Singapura Kuartal III-2024 Meningkat 4,1%
Laporan kinerja kuartal ketiga akan diawali oleh DBS pada 7 November, diikuti oleh OCBC pada 8 November.
Bank-bank Singapura, yang merupakan yang terbesar di Asia Tenggara berdasarkan aset, telah memetik keuntungan dari booming bisnis kekayaan yang mendorong aset dan pendapatan biaya ke rekor tertinggi dalam beberapa kuartal terakhir.
Namun, tingginya suku bunga menahan pertumbuhan pinjaman.
Permintaan akan pinjaman diperkirakan akan membaik setelah pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS pada September dan stimulus moneter serta dukungan properti yang lebih luas dari China, yang merupakan pasar utama bagi bank-bank Singapura.
Baca Juga: Air Supply Akan Gelar Konser di Singapura pada 13 Desember 2024
"Pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin dan proyeksi pemotongan lebih lanjut seharusnya positif untuk pertumbuhan pinjaman karena biaya pinjaman menjadi lebih terjangkau," kata Neo Teng Hwee, CIO untuk unit perbankan pribadi United Overseas Bank, bank terbesar ketiga di Singapura.
Vivienne Chia, kepala global grup solusi investasi di Bank of Singapore, unit perbankan pribadi OCBC, memperkirakan bahwa permintaan untuk fasilitas kredit akan meningkat seiring perkembangan siklus suku bunga.
Bank of Singapore memperkirakan peningkatan dua digit dalam portofolio pinjamannya pada tahun 2025 akibat dampak positif dari suku bunga yang lebih rendah.
Bank-bank Singapura telah memperluas bisnis kekayaan mereka untuk menangkap peningkatan jumlah jutawan di Asia, terutama di China, dengan individu kaya yang semakin mencari untuk menempatkan aset mereka di pasar luar negeri.
Menurut laporan Global Wealth 2024 dari Boston Consulting Group, Asia diproyeksikan akan menyumbang hampir 30% kekayaan finansial baru di dunia pada 2028, naik dari 17% tahun lalu, didorong oleh penciptaan kekayaan di China dan India.
Baca Juga: KKP Stop Operasional 2 Kapal Singapura yang Maling Pasir Laut di Kepri
Langkah-langkah stimulus terbaru dari China untuk membangkitkan ekonomi terbesar kedua di dunia ini dinilai positif oleh para bankir pribadi dan analis bagi bisnis kekayaan bank-bank Singapura.
Stimulus ini menciptakan peluang investasi baru dan meningkatkan sentimen para klien kaya di Greater China. Namun, dampak dari pemangkasan suku bunga dan stimulus China diperkirakan akan memakan waktu sebelum tercermin dalam laba bank-bank tersebut.
Pimpinan grup perbankan pribadi DBS Joseph Poon mengatakan bahwa pihaknya belum melihat lonjakan signifikan dalam pinjaman klien karena pemangkasan suku bunga 0,5% masih dalam tahap pencernaan, dan waktu pemangkasan berikutnya belum diputuskan.
Namun, penurunan suku bunga dapat membantu menjaga optimisme harga aset dan mendorong lebih banyak klien untuk menginvestasikan dana mereka, yang pada akhirnya mendukung target DBS untuk menggandakan pendapatan dari bisnis kekayaannya pada tahun 2027.