Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MANILA. Presiden Filipina yang akan berakhir masa jabatannya Rodrigo Duterte dengan tajam mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin atas pembunuhan warga sipil tak berdosa di Ukraina.
Mengutip Al Jazeera, Duterte mengatakan, sementara dirinya dan Putin telah ditandai sebagai pembunuh, "Saya membunuh penjahat, saya tidak membunuh anak-anak dan orangtua".
Duterte, yang secara terbuka menyebut Putin sebagai idola dan teman, menyuarakan tegurannya untuk pertama kalinya atas invasi Rusia ke Ukraina dalam pidato yang disiarkan pada Selasa (24/5).
Dia menyalahkan perang Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung selama tiga bulan atas lonjakan harga minyak mentah global, yang telah memukul banyak negara termasuk Filipina.
Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Genap 4 Bulan: Ini Deretan Peristiwa Perang Tanpa Akhir
Sambil menekankan dia tidak mengutuk Presiden Rusia, Duterte tak setuju dengan pelabelan invasi Rusia ke Ukraina oleh Putin sebagai "operasi militer khusus".
Dia menegaskan, itu benar-benar perang skala penuh yang Rusia lancarkan melawan "negara berdaulat".
Berbicara kepada Putin "sebagai teman" dan Kedutaan Besar Rusia di Manila, Duterte mendesak mereka untuk berhenti mengebom dan menembakkan peluru artileri ke daerah pemukiman.
Dan, mengizinkan warga sipil yang tidak bersalah untuk mengungsi dengan aman sebelum melancarkan pemboman.