Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
David Steward bisa dibilang sosok pengusaha kulit hitam yang tangguh dan penuh dedikasi. Lewat perusahaan penyedia jasa teknologi informasi (TI) bernama World Wide Technology (WWT) yang dia dirikan pada 1990 silam, Steward menjelma sebagai salah satu miliarder dunia. Kehidupan sosialnya yang penuh liku sebagai kaum minoritas di Amerika Serikat (AS), tidak membuatnya patang arang. Bahkan Steward berhasil membuat WWT jadi salah satu perusahaan TI terbesar.
Kesuksesan bisa datang dari mana saja. Seperti halnya yang dialami oleh David Steward, pemilik perusahaan penyedia jasa teknologi informasi (TI) terbesar di dunia bernama World Wide Technology (WWT). Kesuksesannya datang lantaran Steward terus tekun menjalani bisnis yang ia rintis dengan awal yang tidak mudah.
Pria yang berusia 67 tahun ini berhasil masuk ke dalam jajaran orang terkaya urutan 746 versi Majalah Forbes. Total kekayaan Steward kini tercatat mencapai US$ 3 miliar. Mayoritas hartanya tersebut bersumber dari bisnis utamanya WWT yang Ia dirikan pada tahun 1990 silam.
WWT adalah pengecer atau produsen terbesar perusahaan TI yakni Cisco di Amerika Serikat (AS) dan kedua yang terbesar di dunia. Saat ini, perusahaan milik David sudah memiliki 40 perusahaan dan menjalin kerjasama dengan lebih dari 100 perusahaan.
Selain itu, WWT juga memiliki lebih dari 3.000 karyawan yang terbesar di seluruh cabang pada 20 negara tempat WWT melebarkan sayap bisnisnya.
Pendapatan WWT berhasil menembus US$ 1 miliar pada tahun 2003, atau sekitar 13 tahun setelah perusahaan itu didirikan. Pendapatan WWT terus meningkat pada tahun 2010 menjadi sebesar US$ 3,2 miliar dan sampai saat ini pendapatan dari perusahaannya itu sudah mencapai angka US$ 9 miliar. Tak heran bila WWT kini menjadi salah satu perusahaan swasta terbesar yang ada di AS.
Steward menghabiskan sebagian besar waktunya di WWT untuk mengembangkan hubungan strategis dengan pemasok, pelanggan, dan para karyawan. Dia memainkan peran penting dalam mengejar tawaran kontrak besar ke perusahaan-perusahaan yang beroperasi di industri tertentu.
Pria keturunan Afrika-Amerika ini lahir dari keluarga yang tidak mampu. Ayahnya merupakan seorang mekanik dan petugas kebersihan. Di samping pekerjaannya sebagai petugas kebersihan, ayahnya terkadang bekerja mengepul sampah alias pemulung untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Steward juga menyebut hidupnya sangat sulit jika dibandingkan dengan kebanyakan orang yang kini menduduki posisi sebagai orang terkaya di dunia. Semasa muda, Ia selalu dihadapkan dengan kasus rasisme lantaran dirinya yang terlahir sebagai orang kulit hitam. Memang di Negeri Paman Sam kala itu orang kulit hitam sebagai kalangan minoritas masih kerap menghadapi masalah rasisme.
Namun, pria kelahiran Clinton, Missouri ini merupakan sosok yang tangguh. Kendati hidup di bawah garis kemiskinan dan diskriminasi, David tetap menamatkan sekolahnya. Terbukti, ia mendapatkan gelar Sarjana Bisnis di tahun 1973 lalu dari Central Missouri State University.
Dalam sebuah wawancara, pria yang akrab disapa Dave ini menyebut, dirinya selalu mencari celah di setiap kesulitan dalam hidupnya. Semisal, ia tidak pernah dendam tentang orang-orang yang mendiskriminasinya karena warna kulitnya, Dave hanya menjadikan hal tersebut sebagai salah satu rintangan yang harus dilalui olehnya.
Selain lulus kuliah dan menjadi sarjana, Ia juga meraih pekerjaan di berbagai perusahaan terkemuka di AS, salah satunya industri transportasi dan logistik. Ia juga pernah diangkat sebagai account executive di Federal Express (FedEx). Selepas meniti karier di FedEx, David mendapatkan pekerjaan di bisnis layanan transportasi yang khusus mengaudit tarif.
Namun, lantaran ekonomi saat itu tidak terlalu baik. Ia pun memilih untuk meninggalkan posisinya sebelum perusahaan konsultan tersebut pailit.
(Bersambung)