kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berbagai produk fesyen global diyakini memakai kapas hasil kerja paksa di China


Jumat, 15 November 2019 / 19:25 WIB
Berbagai produk fesyen global diyakini memakai kapas hasil kerja paksa di China
ILUSTRASI. Kapas. Berbagai produk fesyen global diyakini memakai kapas hasil kerja paksa di Xinjinag, China./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/17/07/2014.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peritel global tengah menghadapi pengawasan karena mendapat pasokan kapas yang bersumber dari Xinjiang, China yang dilanda tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. China adalah salah satu produsen kapas top dunia dan sebagian besar tanamannya ditanam di Xinjiang. 

Banyak merek dan produk yang diperkirakan secara tidak langsung dipasok produk kapas dari wilayah Xinjiang di ujung barat China.

Baca Juga: Penasihat Gedung Putih: AS dan China semakin dekat mencapai kesepakatan

Peritel asal Jepang, Muji dan Uniqlo baru-baru ini dilaporkan telah mempromosikan kapas asal Xianjing untuk meningkatkan penjualannya melalui iklan. Selain mereka, H&M, Esprit dan Adidas juga melibatkan produk kapas dari Xinjiang, menurut penyelidikan Wall Street Journal.

Banyaknya peritel global yang menggunakan produk kapas Xinjiang menjadi ironi ketika perusahaan kapas itu menerapkan kerja paksa kepada karyawannya, terutama dari suku minoritas Uighur.

"Anda tidak dapat memastikan bahwa Anda tidak memiliki tenaga kerja paksa dalam rantai pasokan Anda jika Anda melakukan bisnis kapas di China," kata Nathan Ruser, peneliti di Australian Strategic Policy Institute dilansir dari BBC, Rabu (13/11).

"Tenaga kerja di Xinjiang dan tenaga kerja paksa sangat mengakar dalam rantai pasokan yang ada di Xinjiang," ujarnya lagi.

Baca Juga: Makin nekat, aktivis pro-demokrasi serang Menteri Kehakiman Hong Kong

Pakar PBB dan kelompok hak asasi manusia mengatakan China menahan lebih dari satu juta warga Uighur dan etnis minoritas lainnya di kamp-kamp penahanan yang luas. Orang-orang di kamp itu dipaksa untuk belajar bahasa Mandarin, bersumpah setia kepada Presiden Xi Jinping, dan melepaskan keyakinan mereka.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×