kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berbisnis sendiri setelah berjualan kendaraan (2)


Rabu, 25 Oktober 2017 / 16:02 WIB
Berbisnis sendiri setelah berjualan kendaraan (2)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Nasib baik Horts Julius Pudwill tertambat di Hong Kong. Di negara yang kini menjadi wilayah administratif China tersebut, Pudwill memulai bisnis bersama teman karibnya. Dari aneka bisnis, hingga kemudian memutuskan fokus berbisnis perkakas rumah tangga. Awalnya Pudwill membeli perkakas dari negara lain kemudian ia jual lagi. Perlahan kemudian, perusahaannya memproduksi sendiri perkakas rumah tangga dan diekspor ke mancanegara.

Berkat bisnis perkakas rumahtangga, Horst Julius Pudwill kini berstatus sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Forbes mengkalkulasi kekayaan pribadinya saat ini sebesar US$ 2,4 miliar. Pundi-pundi kekayaannya berasal dari Techtronic Industries Company Limited yang ia dirikan.

Meski berasal dari Jerman, Hong Kong malah jadi negeri keberuntungan baginya. Dari negara itu lah, ia menjelma menjadi salah satu pemain besar di industri perkakas rumahtangga yang diakui di berbagai belahan dunia.

Kehidupan awal Pudwill bisa dibilang biasa saja. Ia berasal dari kelas menengah yang bekerja sebagai tenaga pemasar di perusahaan otomotif raksasa negara tersebut, Volkswagen. Ia sempat bertugas di beberapa kota di Jerman.

Garis tangan kemudian membawanya ke Asia Timur. Hal ini sejalan dengan kebijakan Volkswagen untuk memperkuat penetrasi pasar di kawasan tersebut. Maka pada pertengahan 1970-an, ia ditugaskan menjadi sales mobil di Hong Kong.

Awalnya perjalanan karier di negara barunya berjalan biasa saja, tanpa ada yang istimewa. Persaingan penjualan mobil di negara tersebut memang cukup ketat. Diantaranya harus bersaing dengan mobil-mobil dari Asia.

Tapi memang bisnis otomotif bukanlah jodoh Pudwill. Di Hong Kong ia malah bertemu dengan sejumlah wiraswasta lokal. Dari pertemanan biasa, mereka malah memutuskan membentuk sebuah perusahaan bersama.




TERBARU

[X]
×