Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. India mengadakan pemakaman pada Kamis (18/6) untuk beberapa dari 20 tentara yang tewas dalam bentrokan brutal dengan pasukan China di wilayah perbatasan pegunungan yang mereka sengketakan.
Tentara India dan China tetap bersiaga di Lembah Galwan di Himalaya Barat tiga hari setelah bentrokan berdarah tersebut. India mengatakan, China juga menderita korban meski tidak menyebut secara spesifik.
Ketegangan yang meningkat dengan China, yang ekonominya lima kali lebih besar dari India dan memiliki militer yang lebih kuat, telah menjadi tantangan kebijakan luar negeri paling serius Perdana Menteri Narendra Modi sejak ia berkuasa pada 2014.
Baca Juga: 43 serdadu China jadi korban tewas dalam pertarungan kejam dengan India
Kedua negara yang memiliki senjata nuklir itu berperang singkat di perbatasan pada 1962 dan kadang-kadang berkobar ketika patroli saling berhadapan di Garis Kontrol Aktual, yang tidak terdefinisikan dengan baik, atau perbatasan de facto.
Tetapi, pada Senin (15/6) malam lalu, ratusan tentara bertempur dengan tongkat besi dan pentungan bertabur paku di daerah pegunungan yang beku di Himalaya Barat selama beberapa jam.
Melansir Reuters, ratusann orang berbaris di jalan-jalan di Kota Suryapet, India Selatan, ketika peti jenazah Kolonel B Santosh Babu yang terbungkus bendera India dibawa ke kampung halamannya.
Baca Juga: Pejabat India: Tentara dipukul dengan pentungan paku dan batu oleh pasukan China
Pemakaman tentara lain juga berlangsung di kota dan desa asak mereka, termasuk beberapa di antaranya di Negara Bagian Bihar, India Timur. "Pengorbanan prajurit kita tidak akan dibiarkan sia-sia," kata Perdana Menteri Modi seperti dikutip Reuters.
Kelompok-kelompok nasionalis garis keras yang terikat dengan Partai Bharatiya Janata yang mendukung Modi telah meningkatkan seruan untuk memboikot barang-barang China dan pembatalan kontrak dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok.
"Dalam situasi saat ini, masalah China tidak boleh dianggap enteng. Dalam banyak kasus, mungkin ada uang China yang diinvestasikan, tapi saya pikir hal-hal biasa yang kita beli dari pasar, kita harus memastikan untuk menghindari produk-produk China," kata Menteri Urusan Makanan dan Konsumen India Ram Vilas Paswan kepada Economic Times seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: PM India: Kami tak mau konflik dengan China, tapi siap berperang jika diprovokasi