Sumber: South China Morning Post | Editor: S.S. Kurniawan
Peluncuran rudal tersebut setelah Amerika Serikat (AS) mengirim dua kapal induk ke Laut China Selatan, serta mengadakan latihan militer bersama dengan India, Jepang, dan Australia di Samudera Hindia dan Laut Filipina.
Sedang daya jelajah DF-21 lebih pendek, sekitar 1.800 km, dengan media Pemerintah China menggambarkan yang paling canggih dalam seri tersebut, DF-21D, sebagai rudal balistik anti-kapal pertama di dunia.
Sumber itu menyebutkan, peluncuran rudal kedua itu bertujuan meningkatkan kemampuan China untuk menolak akses pasukan lain ke wilayah Laut China Selatan yang disengketakan.
Baca Juga: Dong-Feng 26, rudal balistik buatan China berjulukan pembunuh kapal induk
"Ini adalah tanggapan China atas potensi risiko yang dibawa oleh pesawat tempur dan kapal perang militer AS yang semakin sering masuk di Laut China Selatan," kata sumber. “China tidak ingin negara tetangganya salah paham dengan tujuan Beijing”.
Menurut Song Zhongping, pakar militer yang berbasis di Hong Kong, kepada China South Morning Post, peluncuran rudal itu jelas dimaksudkan untuk mengirim sinyal ke Amerika Serikat.
"AS terus menguji garis bawah China dalam masalah Taiwan dan Laut China Selatan, dan ini mendorong China untuk menunjukkan kekuatan militernya agar Washington tahu bahwa bahkan kapal induk AS pun tidak dapat melenturkan kekuatan penuh mereka di dekat pantai China," kata Song.
Baca Juga: Berlayar 18 hari, kapal serbu amfibi Tipe 075 China selesai uji coba perdana
Kementerian Pertahanan China tidak segera menanggapi permintaan komentar dari China South Morning Post atas peluncuran dua rudal tersebut.