Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. H&M melaporkan penjualan kuartalan yang lebih rendah dari perkiraan karena pembeli mengencangkan ikat pinggang setelah harga energi dan makanan melonjak. Selain itu, pengecer fashion terbesar kedua di dunia itu berjuang untuk bersaing dengan saingannya, Zara.
Kamis (15/9), penjualan H&M pada periode Juni-Agustus 2022 naik 3% dari tahun sebelumnya menjadi 57,5 miliar crown setara US$ 5,36 miliar.
Padahal, analis yang disurvei oleh Refinitiv, rata-rata memperkirakan kenaikan 5% untuk pendapatan di kuartal III-2022 yang berlangsung pada Juni-Agustus.
Namun, pendapatan H&M turun 4% jika dihitung menggunakan mata uang lokal.
"Kuartal ketiga dimulai dengan awal yang lemah, sama dengan industri di banyak pasar utama grup," kata H&M dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Menteri Keuangan Prancis Pastikan Negaranya Jauh dari Resesi
"Penjualan meningkat secara berurutan selama beberapa kuartal, dengan awal yang lebih baik untuk koleksi musim gugur daripada tahun lalu."
Kinerja secara substansial di bawah pemimpin pasar Inditex, pemilik Zara, yang minggu ini membukukan pertumbuhan penjualan dalam mata uang konstan hingga 16% untuk kuartal Mei-Juli.
Namun laju pertumbuhan perusahaan asal Spanyol tersebut melambat menjadi 11% pada 1 Agustus-September.
Inditex pada hari Rabu menandai kenaikan harga lebih lanjut yang akan diterapkan pada musim gugur ini untuk mengimbangi melonjaknya biaya, meskipun ada kekhawatiran permintaan akan berkurang karena krisis biaya hidup.
H&M akan menerbitkan laporan pendapatan kuartal ketiga penuh pada 29 September.













