Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KIEV. Ukraina akan memberlakukan keadaan darurat nasional dengan pembatasan khusus untuk menjaga kondisi tetap tenang dan melindungi ekonomi di tengah kekhawatiran invasi Rusia.
Keadaan darurat akan berlangsung selama 30 hari dan bisa diperpanjang selama 30 hari, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan, Rabu (23/2).
Pemerintah Ukraina tinggal menunggu persetujuan parlemen untuk memberlakukan keadaan darurat nasional.
Keadaan darurat memberikan kekuasaan kepada pihak berwenang, yang bisa mencakup pembatasan transportasi, perlindungan ekstra untuk infrastruktur kritis.
Baca Juga: Rusia Sebut Ukraina Kirim 120.000 Tentara ke Garis Depan di Donbass
Menurut Danilov, otoritas regional bisa membuat keputusan, apakah akan memberlakukan jam malam dan tindakan lainnya.
"Ini adalah tindakan pencegahan untuk tetap tenang di negara ini, sehingga ekonomi kita dan negara kita bisa bekerja," kata Danilov, seperti dikutip Reuters.
"Tergantung pada ancaman yang mungkin muncul di wilayah tertentu, akan ada keadaan darurat yang lebih kuat. Kita berbicara tentang daerah perbatasan, di mana kita memiliki perbatasan dengan Rusia, dengan Belarusia," katanya.
Ukraina telah menerapkan serangkaian tindakan, termasuk wajib militer pasukan cadangan, karena bersiap untuk kemungkinan serangan militer dari Rusia yang mengirim pasukan ke Ukraina Timur.
Baca Juga: Biden: Akui Donetsk dan Lugansk, Ini Awal Invasi Rusia ke Ukraina
Hanya, Danilov menegaskan, Ukraina belum memberlakukan mobilisasi umum.
Meski begitu, beberapa anggota parlemen telah mendesak Pemerintah Ukraina untuk memberlakukan darurat militer, sebuah langkah yang bisa memicu tanggapan dari Rusia.
Tapi, Danilov mengungkapkan, belum ada keputusan seperti itu yang diambil. “Jika perlu, kebijakan ini akan segera diadopsi,” ungkapnya.
Darurat militer akan menerapkan pembatasan yang lebih keras, yang bisa mencakup larangan pertemuan, gerakan, dan partai politik.