Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Arus investasi antara Amerika Serikat (AS) dan China pada paruh pertama tahun 2020, jatuh ke level terendah pada sembilan tahun terakhir. Mengutip Reuters pada Jumat (18/9), merosotnya arus investasi ini lantaran ketegangan bilateral menekan perusahaan China yang beroperasi di AS.
Riset yang dirilis Konsultan Rhodium Group dan Komite Nasional Hubungan AS-China menyatakan investasi antara kedua negara baik dalam investasi langsung maupun aliran modal ventura hanya US$ 10,9 miliar pada periode Januari-Juni 2020. Nilai ini turun 16,2% dari periode sama tahun lalu. Hal ini semakin diperparah dengan tekanan pandemi virus corona.
Padahal pada 2016 dan 2017 lalu arus investasi antar dua negara mencapai hampir US$ 40 miliar. Arus investasi ini tidak mungkin pulih sepanjang 2020 meskipun ada pemilihan presiden AS pada tahun ini.
Lantaran kekhawatiran sistemik yang mendorong kehati-hatian pada investasi China untuk sektor teknologi tinggi. Begitupun untuk investasi infrastruktur kritis, dan aset pribadi tidak akan mereda.
Baca Juga: Produsen cip terbesar China ini terancam masuk daftar hitam AS
Mengutip risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh perusahaan teknologi China, pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah memperluas tindakan secara tajam untuk membuat perusahaan China makin tertekan.
Tekanan ini juga dirasakan oleh raksasa telekomunikasi Huawei Technologies Co Ltd dalam daftar hitam perdagangan AS. Hal ini termasuk ancaman tindakan serupa untuk Semiconductor Manufacturing International Corp, Bahkan Trump memerintahkan pemilik TikTok, ByteDance untuk mendivestasi aplikasi itu.
ByteDance saat ini sedang mencari persetujuan untuk kesepakatan dengan Oracle Corp yang disusun sebagai kemitraan dan bukan penjualan langsung.
"Pada saat meningkatnya ketidaknyamanan dengan integrasi teknologi AS-China, banyak perusahaan lain - baik perusahaan China yang beroperasi di AS dan perusahaan AS dengan kehadiran di China mungkin terpaksa melakukan divestasi," tulis laporan itu.
Perlakuan AS terhadap ByteDance dan pergeseran yang lebih luas dari integrasi teknologi AS-China dapat menyebabkan kebijakan yang mempersulit perusahaan teknologi AS untuk beroperasi di China.
Investasi oleh perusahaan-perusahaan AS di China pada semester pertama jatuh 31% menjadi US$ 4,1 miliar. Sementara investasi oleh perusahaan-perusahaan China di Amerika Serikat naik 38% menjadi US$ 4,7 miliar, kata laporan itu.
Hal itu sebagian besar disebabkan oleh satu kesepakatan pembelian saham minoritas oleh konsorsium yang dipimpin oleh Tencent Music di Universal Music group sebesar US$ 3,4 miliar.