kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,04   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,22   1,12%
  • LQ45 878   12,25   1,41%
  • ISSI 221   1,22   0,55%
  • IDX30 449   6,60   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,96   1,12%
  • IDX80 127   1,50   1,19%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,81   1,23%

Lagi, AS blokir produk China yang dibuat lewat kerja paksa di Xinjiang


Selasa, 15 September 2020 / 14:50 WIB
Lagi, AS blokir produk China yang dibuat lewat kerja paksa di Xinjiang
ILUSTRASI. Perang dagang AS dan China.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) mengumumkan pada Senin (14/8) akan memblokir berbagai produk China yang dibuat dengan cara "kerja paksa" di wilayah Xinjiang. Termasuk, dari pusat "kejuruan" yang dicap sebagai "kamp konsentrasi" untuk minoritas Uighur.

"Pemerintah China terlibat dalam pelanggaran sistematis terhadap orang-orang Uighur dan minoritas lainnya," kata Mark Morgan, Komisioner Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai AS (CBP), seperti dikutip Channel News Asia.

"Kerja paksa adalah pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan," tegasnya.

Produk-produk yang AS "cekal" tersebut termasuk kapas, garmen, produk rambut, dan elektronik dari lima pabrik tertentu di Xinjiang serta Anhui yang berdekatan dengan provinsi itu.

Baca Juga: Beri ucapan terima kasih ke Xinjiang, seruan boikot film Mulan menggema

Pemblokiran itu juga mencakup semua produk yang terkait dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Kejuruan Nomor 4 Kabupaten Lop di Xinjiang, yang menurut Wakil Sekretaris Penjabat Keamanan Dalam Negeri AS Ken Cuccinelli sebagai pusat kerja paksa.

"Ini bukan pusat kejuruan, ini adalah kamp konsentrasi, tempat di mana agama dan etnis minoritas menjadi sasaran pelecehan dan dipaksa bekerja dalam kondisi keji tanpa bantuan dan kebebasan," sebut Cuccinelli kepada wartawan.

"Ini adalah perbudakan modern," imbuhnya seperti dilansir Channel News Asia.

Tindakan yang AS umumkan terdiri dari "menahan perintah pelepasan" atau WRO, yang memberdayakan CBP untuk menyita produk dari perusahaan dan organisasi yang masuk daftar hitam.

Baca Juga: Lakukan kerja paksa warga Uighur, 11 perusahaan China masuk daftar hitam AS

Pemerintah AS semakin menggunakan perintah semacam itu untuk menekan Beijing atas penahanannya terhadap lebih dari satu juta warga minoritas Uighur yang sebagian besar Muslim di Xinjiang untuk "pendidikan kejuruan".



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×