kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bertarung melawan pemerintahan korup selama 12 tahun (2)


Jumat, 08 Maret 2019 / 09:30 WIB
Bertarung melawan pemerintahan korup selama 12 tahun (2)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tri Adi

Jalan Alakija dalam membangun bisnisnya sangat berliku, penuh onak dan duri. Kegagalan demi kegagalan sudah lebih dulu dia rasakan sebelum akhirnya bisa mendapatkan lisensi untuk eksplorasi ladang minyak lepas pantai. Pergantian rezim dari kudeta militer yang satu ke militer yang lain menjadi hambatan awal dalam memulai bisnisnya. Bahkan setelah bisnis berjalan, pemerintah menjadi lawannya. Namun berkat kegigihannya, dia mampu menggapai sukses.

Sukses menjadi salah satu wanita terkaya di Afrika, jalan yang ditempuh Folorunsho Alakija tidaklah mudah. Dia mampu membukukan total kekayaan sebesar US$ 1,5 miliar tahun 2018 lewat kegigihannya yang luar biasa.

Jiwa bisnis Alakija sudah ada sejak kecil. Wanita kelahiran 15 Juli 1951 ini berasal dari latar belakang keluarga pedagang. Ayahnya penganut paham poligami dan memiliki delapan istri dengan 52 anak.

Dia terbiasa melihat orangtuanya berdagang. Dia terbiasa dengan tekstil, warna, pola dan merchandise. Pengalaman itu yang membuatnya tertarik berbisnis yang diawali dari fesyen.

Awal terjun ke bisnis eksplorasi minyak, bermula ketika Alakija melakukan penerbangan ke Inggris saat bisnis fesyennya tengah berjaya. Di perjalanan, ibu dari empat anak ini bertemu dengan temannya dan menawarkan ke Alakija untuk bermitra mengambil minyak mentah dari Nigeria.

Membuka diri, Alakija kemudian menemui Menteri Perminyakan di negaranya. Namun, niatnya ditolak karena pemerintah Nigeria ingin membatasi investor asing dalam lifting minyak mentah. Akhirnya rencana bermitra dengan temannya kandas.

Keinginan Alakija membangun bisnis baru tidak sirna. Dia mencoba menghubungi klien fesyennya yakni istri Ibrahim Babaginda, mantan presiden Nigeria membantunya bertemu lagi dengan Menteri Perminyakan dan menawarkan layanan lain di industri minyak seperti katering. Lagi-lagi, proposal ditolak.

Alakija tak lantas putus asa. Dia mencoba lagi bertemu menteri dan menawarkan layanan transportasi industri minyak dan ditolak karena pemerintah berencana mengganti truk-truk pengangkut minyak dengan saluran pipa dan justru disarankan melakukan eksplorasi minyak karena pemerintah ingin mendorong warga mengeksplorasi kekayaan alam daripada harus diambil ke asing.

Alakija terdiam dan berpikir dia sedang disindir karena dirinya tidak memiliki kemampuan di bidang itu. Dia hampir menyerah.

Namun dengan dukungan suaminya berprofesi sebagai pengacara, Alakija mulai berkonsultasi dengan teman suaminya yang berkecimpung di bisnis minyak. Akhirnya, dia memutuskan tak menyerah dan secara resmi mengajukan permohonan lisensi prospeksi minyak.

Saat semua tengah berproses, menteri perminyakan diganti. Dia mengulang lagi semua proses dari awal dengan menteri kedua. Belum rampung, menteri kembali ganti setelah terjadi pergantian pemerintahan lewat kudeta militer. Alakija tidak menyerah hingga akhirnya mendapatkan lisensi dari menteri ketiga.

Alakija akhirnya memiliki blok dan dia memilih untuk melakukan eksplorasi di lepas pantai agar tidak ada saingannya. Pada awalnya memang tidak mudah karena tidak memiliki teknologi, keahlian dan uang untuk memulai proses eksplorasi.

Lewat Famfa Oil, Alakija akhirnya bermitra dengan Texaco. Lima tahun kemudian, bermitra dengan Chevron yang mengakuisisi Texaco dan dengan Petronas. Alakija memiliki saham 60% dalam kemitraan tersebut.

Setelah sukses melakukan eksplorasi dalam enam tahun, dia diusik, setelah pemerintah mengambilalih sahamnya 50% di blok eksplorasi hingga tersisa 10%. Tidak terima karena sudah menginvestasikan segalanya untuk bisnis eksplorasi tersebut, dia memutuskan bertarung di pengadilan melawan pemerintah yang terkenal korup.

Baginya, Nigeria memiliki konstitusi dan tak seorang pun berada di atas konstitusi, termasuk pemerintah. Setelah 12 tahun bertarung, dia akhirnya kembali mendapatkan 60% sahamnya.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×