kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.100   0,00   0,00%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

BHP Sebut Industri Tambang Australia Tak Siap Hadapi Era Biaya Rendah


Senin, 18 November 2024 / 12:46 WIB
BHP Sebut Industri Tambang Australia Tak Siap Hadapi Era Biaya Rendah
ILUSTRASI. Harga nikel berada pada sekitar setengah dari level harga pada akhir tahun 2022, berkat membanjirnya pasokan dari Indonesia.. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Bloomberg | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - Kepala BHP Group Australia mengatakan negara itu tidak dapat bergantung pada pasar ekspor pertambangan tradisionalnya dan tidak siap menghadapi era baru pesaing berbiaya rendah.

“Ledakan permintaan dari industrialisasi Tiongkok kini melewati periode pertumbuhan agresif," kata Presiden BHP Australia Geraldine Slattery dalam pidatonya di Brisbane seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (18/11).

Salah satu perusahaan tambang besar di dunia ini mengakui bahwa permintaan baja Tiongkok sedang melandai. Disisi lain, komoditas seperti nikel yang merupakan kunci transisi energi yang dibutuhkan dalam kendaraan listrik sedang diburu oleh berbagai negara.

Harga nikel berada pada sekitar setengah dari level harga pada akhir tahun 2022, berkat membanjirnya pasokan dari Indonesia, tempat perusahaan-perusahaan Tiongkok telah berinvestasi besar-besaran dalam fasilitas pemrosesan atau smelter.

Baca Juga: Aral Melintang Gerus Komposisi China di Smelter Nikel Indonesia Demi Tembus Pasar AS

“Di dunia yang terus berubah ini, ada banyak pesaing yang agresif dalam mengejar pangsa pasar dan teknologi yang membuka biaya pasokan yang lebih rendah,” cetus Slattery.

Mengutip Bloomberg, Senin (18/11) pukul 12.25 wib, harga nikel di London Metal Exchange (LME) mencatatkan rekor terendahnya pada US$ 15.540 per ton. Padahal pada Juli 2022, harga nikel sempat menyentuh US$ 48.078 per ton.

 “Bagi BHP, hal ini mengakibatkan keputusan yang sulit tetapi perlu untuk menghentikan sementara operasi Western Australia Nickel kami,” imbuhnya.

Slattery bilang para pembuat kebijakan di Australia perlu memastikan daya saing jangka panjang atau berisiko kalah dari negara-negara dengan rezim royalti yang lebih rendah dan biaya penambangan yang lebih rendah. , kata Slattery.

Komentarnya ini disampaikan saat perseroan tengah mendapat tekanan dari serikat pekerja yang menuntut kenaikan gaji bagi pekerja Australia dan perubahan royalti batu bara di negara bagian Queensland berdampak pada pendapatan.

Selanjutnya: Promo Superindo Hari Ini 18-21 November 2024, Telur Omega-Ikan Gurame Harga Spesial

Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 18-21 November 2024, Telur Omega-Ikan Gurame Harga Spesial



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×