kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bill Gates Donasikan Rp 300 Triliun Kekayaannya untuk Bendung Penderitaan Global


Kamis, 14 Juli 2022 / 16:31 WIB
Bill Gates Donasikan Rp 300 Triliun Kekayaannya untuk Bendung Penderitaan Global
ILUSTRASI. Bill Gates dan Mantan istrinya Melinda. Bill Gates Donasikan Rp 300 Triliun Kekayaannya untuk Bendung Penderitaan Global.


Sumber: Yahoo News | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Miliarder Dunia Bill Gates, mengaku prihatin dengan kondisi ekonomi global yang saat ini menuju kemunduran. Bill Gates mengatakan, seturut penurunan ekonomi global, telah menimbulkan penderitaan yang signifikan (significant suffering).

Kemunduran ekonomi global ini disebabkan pandemi Covid-19 dan perang Rusia di Ukraina.

Karena itu, Bill Gates pada Rabu (13/7/2022) mengumumkan bahwa ia akan menyumbangkan sebesar US$ 20 miliar atau setara Rp 300 triliun untuk yayasannya sehingga dapat meningkatkan pengeluaran tahunan Yayasan tersebut.

Sumbangan Bill Gates tersebut, dikombinasikan dengan hadiah US$ 3,1 miliar dari CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett, yang diberikan bulan lalu. 

Dengan sumbangan tersebut ditambah sumbangan dari berbagai sumber lainnya, menjadikan sumbangan terhadap Yayasan The Bill and Melinda Gates Foundation mencapai  sekitar US$ 70 miliar. Nilai ini menjadi salah satu yang terbesar, jika bukan yang terbesar di dunia, tergantung pada penilaian harga saham harian. 

Dalam sebuah esai di situs web yayasan, Bill Gates mengatakan dia berharap orang lain yang dalam posisi kaya raya dapat melakukan hal serupa.

Baca Juga: Bill Gates Sedih dan Membuat Pengumuman Besar, Apa Itu?

Gates Foundation berencana menaikkan anggaran tahunannya 50% di atas tingkat sebelum pandemi menjadi sekitar US$ 9 miliar pada tahun 2026. 

Yayasan tersebut berharap peningkatan pengeluaran akan meningkatkan pendidikan, mengurangi kemiskinan, dan mengembalikan kemajuan global dalam mengakhiri penyakit yang dapat dicegah dan mencapai kesetaraan gender yang telah dihentikan dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 71 juta orang telah masuk ke dalam jurang kemiskinan sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari. Hal ini terutama disebabkan lonjakan harga makanan dan energi. 

PBB melaporkan, Rumah tangga di Balkan, wilayah Laut Kaspia dan Afrika Sub-Sahara sangat terpukul. Program Pangan Dunia PBB melaporkan bahwa jumlah orang yang kelaparan akut sekarang mencapai 345 juta, naik 25% sejak dimulainya perang di Ukraina.

"Meskipun kemunduran global yang besar dalam beberapa tahun terakhir, saya melihat kepahlawanan dan pengorbanan yang luar biasa di seluruh dunia dan saya percaya kemajuan itu mungkin," kata Bill Gates.

Tetapi, Bill Gates menambahkan bahwa krisis besar di zaman kita mengharuskan kita semua untuk berbuat lebih banyak.

"Saya berharap dengan memberi lebih banyak, kita dapat mengurangi beberapa penderitaan yang dihadapi orang-orang saat ini dan membantu memenuhi visi yayasan untuk memberikan setiap orang kesempatan untuk hidup sehat dan hidup produktif,” terang Bill Gates.

Baca Juga: Nasihat Bill Gates di Tengah Ancaman Krisis Global yang Kian Dekat

Co-chair The Bill and Melinda Gates Foundation, Melinda French Gates mengatakan pengeluaran tambahan akan membantu memberikan pemulihan yang lebih adil dan inklusif.

“Filantropi memiliki peran unik untuk dimainkan dalam membantu orang-orang di seluruh dunia pulih dari pandemi dan membangun kembali sistem mendasar yang membuat begitu banyak orang rentan sejak awal,” kata French Gates.

Pada webinar “Hunger Pains: The Growing Global Food Crisis” Senin, CEO Gates Foundation Mark Suzman mengatakan kemajuan dua dekade telah terhenti akibat krisis global saat ini yang ditimbulkan  invasi Rusia. Namun, pertumbuhan produktivitas pertanian di seluruh dunia sebagian besar tetap di tempatnya.

“Kami punya alatnya. Kami punya ilmunya,” kata Suzman.

“Yang kami butuhkan adalah kemauan politik dan sumber daya,” sambungya.

Sumber daya tersebut termasuk sumbangan dari organisasi filantropi. Gates Foundation berinvestasi besar-besaran dalam menghubungkan kemajuan pertanian dengan negara-negara yang tepat, menawarkan benih jagung tahan kekeringan atau beras tahan banjir ke daerah-daerah yang paling dapat menggunakannya, kata Suzman.

Namun, filantropi memiliki keterbatasan, tambahnya. Suzman mengatakan tanggapan dari negara-negara terkaya di dunia tidak hanya tidak memenuhi apa yang dibutuhkan saat ini, tetapi bahkan tidak memenuhi apa yang diberikan dunia satu dekade lalu selama krisis serupa.

Baca Juga: Warren Buffett dan Bill Gates Menaruh Minat Besar pada Investasi Lahan Pertanian

“Ini adalah area peluang paling kritis bagi solidaritas manusia,” katanya. 

“Itu sebenarnya memiliki efek langsung untuk memberikan stabilitas politik yang lebih baik dan pertumbuhan ekonomi yang lebih luas, yang menurut saya ingin dilihat semua orang.”

Dalam esainya, Bill Gates menulis bahwa polarisasi di Amerika Serikat membuat perjuangan melawan krisis global menjadi lebih sulit. 

“Kesenjangan politik membatasi kapasitas politik kita untuk berdialog, berkompromi, dan bekerja sama serta menggagalkan kepemimpinan berani yang diperlukan baik di dalam negeri maupun internasional untuk mengatasi ancaman ini,” tulisnya. 

“Polarisasi memaksa kita untuk melihat ke belakang dan berjuang lagi untuk hak asasi manusia, keadilan sosial, dan norma-norma demokrasi,” tuturnya.

Sementara upaya mencapai kesetaraan gender telah lama menjadi salah satu bidang investasi utama yayasan, kata Bill Gates dalam esainya.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×