Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), banyak pekerja mulai merasa cemas akan masa depan pekerjaan mereka.
Bill Gates, salah satu tokoh terkemuka di dunia teknologi, memberikan pandangan yang cukup suram mengenai dampak AI terhadap dunia kerja.
Mengutip Unilad, Gate bilang banyak pekerjaan yang akan menjadi usang seiring AI semakin terintegrasi dalam berbagai sektor.
Namun, di tengah kekhawatiran tersebut, Gates mengungkapkan bahwa ada tiga jenis pekerjaan yang diprediksi tetap aman dari ancaman AI. Profesi ini dianggap memiliki kompleksitas dan kreativitas yang sulit untuk sepenuhnya digantikan oleh kecerdasan buatan.
Baca Juga: Donald Trump Umumkan Tarif 25% untuk Kendaraan Impor, Picu Gejolak Perdagangan Global
1. Programmer dan Pengembang Perangkat Lunak
Meskipun AI sudah mampu menghasilkan kode secara otomatis, teknologi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, manusia tetap diperlukan untuk mengawasi, memperbaiki kesalahan, serta mengembangkan sistem yang lebih canggih.
AI mungkin dapat menulis kode dasar, tetapi peran manusia dalam membangun, mengelola, dan meningkatkan kecerdasan buatan tetap krusial. Dengan kata lain, AI membutuhkan manusia untuk mengembangkan AI lainnya, sebuah ironi yang cukup menarik.
2. Ahli Energi
Gates juga menyoroti sektor energi sebagai salah satu bidang yang terlalu kompleks untuk sepenuhnya diotomatisasi oleh AI dalam waktu dekat. Sektor minyak, nuklir, dan energi terbarukan memerlukan strategi, keahlian, serta pemahaman mendalam yang masih sulit ditiru oleh AI.
Para insinyur, peneliti, dan teknisi tetap dibutuhkan untuk mengelola infrastruktur energi, memahami tantangan industri, serta mengembangkan inovasi di masa depan. Kompleksitas regulasi, risiko keamanan, dan faktor lingkungan membuat sektor ini tetap bergantung pada keahlian manusia.
Baca Juga: Bill Gates Punya 5 Kebiasaan yang Dapat Ditiru Agar Sukses
3. Ahli Biologi
Di bidang biologi dan ilmu medis, AI memang dapat menjadi alat yang membantu, terutama dalam menganalisis data dan mendiagnosis penyakit. Namun, AI masih kurang dalam hal kreativitas dan pemikiran kritis yang dibutuhkan untuk melakukan penemuan ilmiah.
Ilmuwan dan peneliti di bidang biologi tetap diperlukan untuk memahami mekanisme kehidupan, mengembangkan pengobatan baru, serta melakukan eksperimen yang memerlukan intuisi dan inovasi manusia. Dengan demikian, AI lebih berperan sebagai alat bantu daripada pengganti dalam profesi ini.