kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BIS ingatkan booming sekuritisasi kredit berisiko memicu krisis seperti tahun 2008


Senin, 23 September 2019 / 16:40 WIB
BIS ingatkan booming sekuritisasi kredit berisiko memicu krisis seperti tahun 2008
ILUSTRASI. Bank for International Settlements (BIS) mengingatkan booming sekuritisasi kredit paralel dengan situasi menjelang krisis keuangan tahun 2008 silam.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - LONDON. Standar pinjaman di pasar kredit yang sedang berkembang pesat memburuk dan produk-produk keuangan yang rumit menutupi risiko bank. Bank for International Settlements (BIS) mengingatkan gelagat ini memiliki paralel dengan situasi menjelang krisis keuangan tahun 2008 silam.

Catatan BIS yang dikutip Reuters, jumlah agunan pinjaman yang dijaminkan atau collateralized loan obligations (CLO), suatu bentuk sekuritisasi yang mengumpulkan pinjaman bank kepada perusahaan-perusahaan, telah menggelembung dalam beberapa tahun terakhir. Ini terjadi ketika para investor memburu return atau imbal hasil yang lebih tinggi dengan membeli pinjaman dari perusahaan-perusahaan yang berperingkat lebih rendah dan lebih berisiko.

Baca Juga: Riset: China harus mengubah cara untuk mendanai perekonomiannya

CLO ini disebut-sebut mirip dengan produk agunan utang yang dijaminkan atau collateralized debt obligations (CDO) yang menggabungkan hipotek sub-prime di Amerika Serikat (AS) menjadi produk kompleks dan dipersalahkan karena memicu krisis keuangan global.

CLO juga memiliki struktur kompleks yang dapat menutupi risiko aset yang mendasarinya.

BIS mengingatkan perburuan investor untuk imbal hasil yang lebih tinggi mengarah pada memburuknya standar yang dapat memicu kerugian yang lebih besar di masa depan.

“Standar penjaminan yang lemah dapat mengurangi kemungkinan gagal bayar dalam jangka pendek tetapi meningkatkan potensi kerugian kredit ketika kegagalan akhirnya terjadi,” tulis Sirio Aramonte dan Fernando Avalos, peneliti BIS dalam laporan triwulanan yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Jaga perdagangan derivatif, otoritas AS mewajibkan bank sisihkan uang tunai

Menurut data BIS, pasar CLO yang beredar secara global sekarang diperkirakan mencapai US$ 750 miliar. Sebagai perbandingan, pasar CDO pada tahun 2007 sebelum krisis meledak mencapai US$ 640 miliar.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×