Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BRASILIA. Kejaksaan Brasil sedang menyelidiki dua dana pensiun pemerintah. Seperti dikutip Reuters, dana pensiun tersebut berinvestasi di hotel mewah di Rio de Janeiro.
Hotel tersebut merupakan jaringan waralaba hotel milik Donald Trump. Nilai investasi dua fund manager atas pengembangan hotel tersebut mencapai R$ 130 juta atau setara dengan US$ 40 juta.
"Penyelidikan dilakukan berdasarkan ukuran investasi, struktur dan tingkat risiko yang tinggi," jelas Anselmo Lopes, Jaksa Federal di Brasilia.
Reuters mengungkapkan tentang penyelidikan dari dokumen tertanggal 21 Oktober 2016. Lopes mengatakan, dana pensiun Serpros dan dana pensiun bagi karyawan negara, Tocantins Igeprev menginvestasikan dana di LSH Empreendimentos Imobiliários SA, pengembang yang membangun Trump Hotel Rio de Janeiro.
Hotel ini dekat dengan taman Olimpiade dan dikelola perusahaan real estate milik Trump. Lopes menambahkan, investasi tersebut memang relatif kecil dan tidak menganggu likuiditas. Tapi Kejaksaan Brasil perlu melakukan verifikasi kenapa dana pensiun berinvestasi ke LSH Barra dan The Trump Organization. Sebab ada potensi pembayaran terlarang dan suap.
Penyelidikan ini merupakan pengembangan dari kasus penipuan di dana pensiun milik Pemerintah Brasil. The Trump Organization dan LSH Barra sebagai pemilik hotel membantah telah melakukan kesalahan.
"Kami tidak memiliki hubungan dan keterlibatan dengan dana pensiun tersebut," ujar Alan Garten, Wakil Presiden Eksekutif dan Penasihat Umum Trump Organization.
Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan due diligence dan tak menemukan ada kesalahan. Sedangkan Serpros tak memberi komentar soal ini.
Jaksa Brasil pada pekan lalu menyatakan ada kecurigaan Trump Organization mendapat keuntungan dari pembangunan kembali proyek bernama Rio de Janeiro Port. Selain hotel, Trump akan membangun perkantoran di proyek tersebut. Tapi Lopes tidak mengungkapkan bukti soal kecurigaan tersebut. Ia juga mengatakan, dana pensiun Tocantins Igeprev menginvestasikan dana dalam bentuk utang kepada pengembang proyek.
Jacques Silva, Kepala Igeprev mengakui investasi itu memang mencurigakan dan berisiko.
