Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Departemen Kehakiman dan Komisi Sekuritas dan Perdagangan Amerika Serikat telah memanggil Snap Inc. (SNAP.N) untuk informasi tentang penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada Maret 2017 lalu.
Hal ini lantaran penyelidikan federal yang tengah dilakukan merespon gugatan pemegang saham. Investor menilai Snap telah membohongi publik tentang bagaimana pengaruh persaingan Snap dengan Instagram milik Facebook terhadap pendapatan perusahaan.
"Pemahaman kami, regulator mungkin terfokus pada pengungkapan perihal IPO yang berkaitan tentang persaingan dengan Instagram," kata Snap dalam pernyataan resmi seperti diberitakan oleh Reuters, Rabu (14/11).
Snap juga sudah memenuhi panggilan tersebut dan memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan.
Sebelum IPO, Snapchat melaporkan pengguna harian sebesar 158 juta. Pada kuartal pertama tahun ini, mencapai 191 juta pengguna. Terus menurun menjadi 186 juta pada kuartal III-2018.
Perusahaan yang berhasil menghimpun dana IPO senilai US$ 3,4 miliar ini, kini sahamnya anjlok. Pada Selasa (13/11) saham Snap ditutup pada US$ 6,71 turun dari penawaran awal sebesar US$ 17. Namun pertumbuhan penjualan di atas ekspektasi dan masih mampu mempersempit kerugian.
Keluhan investor ini telah diajukan pada Mei 2017 di Pengadilan Distrik Los Angeles. Investor juga menuduh bahwa Snap tidak mengungkapkan gugatan perusahaan terhadap mantan karyawan yang diduga mengartikan beberapa metrik pengguna.
Prospekus investor Snap memperingatkan bahwa fitur posting singkat baru Instagram Stories, menyalin salah satu elemen inti Snapchat dan dapat langsung bersaing.
Investor menuduh Snap mengecilkan risiko. Investor juga berpendapat bahwa perusahaan seharusnya menyatakan pertumbuhan pengguna yang lambat di akhir 2016 dibanding instagram.