Sumber: Reuters | Editor: Yuwono Triatmodjo
TOKYO. Bank Sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) memutuskan tetap mengguyur stimulus untuk menggerakkan roda perekonomian di Jepang. Hal itu merespon kebijakan suku bunga negatif yang banyak mendapat respon negatif dari masyarakat.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (15/3), BOJ tetap mengguyur likuiditas pasar lewat pembelian obligasi negara sebesar ¥ 80 triliun atau setara US$ 700 miliar tahun ini. Tidak hanya itu, kebijakan suku bunga negatif 0,1% juga tetap dipertahankan oleh BOJ atas penempatan dana institusi keuangan di bank sentral.
"Ekonomi Jepang terus tumbuh dalam tren yang moderat. Meski masih terdapat penurunan ekspor akibat perlambatan ekonomi di emerging market," tutur Haruhiko Kuroda, Gubernur Bank Sentral Jepang.
Reuters menyebut, BOJ kini berusaha mengendalikan dampak negatif dari kebijakan suku bunga negatif yang dirilis enam pekan lalu. Langkah BOJ ini dinilai gagal mengerek tingkat konsumsi, harga saham dan kurs yen terhadap dollar AS yang merugikan kepentingan eksportir.
Lebih lanjut, BOJ diperkirakan tidak akan menempatkan kenaikan suku bunga negatif sebagai opsi pemulihan ekonomi. Bahkan, Bank Sentral Jepang telah memutuskan untuk memberikan pembebasan atas kebijakan suku bunga negatif bagi lembaga keuangan tertentu. Salah satunya adalah dana senilai US$ 90 miliar yang dikatagorikan sebagai money reserve funds (MRFs).
Seperti ditulis Reuters, Minggu (13/3) Investment Trust Association Jepang meminta BOJ mengecualikan dana MRFs dari kebijakan bunga negatif. Namun saat itu Bank Sentral Jepang khawatir, jika permohonan asosiasi dikabulkan, maka akan mendorong industri keuangan lain meminta hal serupa.













