kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bom di taman Pakistan tewaskan 69 orang


Senin, 28 Maret 2016 / 06:39 WIB
Bom di taman Pakistan tewaskan 69 orang


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

LAHORE. Sebuah bom dengan daya ledak besar meledak di taman umum di kota Lahore, Pakistan, Minggu (27/3) malam. Sekitar 69 nyawa melayang pada kejadian tersebut. Sementara, 300 orang lainnya mengalami luka ringan dan serius termasuk anak-anak.

Ledakan yang diprediksi akibat bom bunuh diri itu terjadi di area parkir Taman Gulshan e-Iqbal. Menurut Polisi Senior Lahore Haider Ashraf, taman ini merupakan taman terbesar di Lahore.

Tak lama selang kejadian, Jamaat-e-Ahrar yang merupakan pecahan dari kelompok Taliban, mengklaim bertanggungjawab atas ledakan tersebut. Juru bicara mereka, Ehsanullah Ehsan mengatakan target bom tersebut adalah umat Kristiani.

"Ini juga ditujukan untuk memberi pesan kepada pemerintah bahwa mereka tidak dapat menekan kami di Lahore," demikian pernyataan Ehsan seperti yang disampaikannya ke New York Times.

Sekadar informasi, Lahore yang merupakan ibukota provinsi Punjab, merupakan kampung halaman Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif. Adik terkecilnya, Shahbaz Sharif, saat ini menjabat sebagai kepala kementrian di provinsi tersebut.

Meskipun pejabat pemerintah Pakistan membantah umat Kristen menjadi target ledakan, namun faktanya jumlah keluarga Kristen yang sedang berkunjung ke taman tersebut terbilang banyak karena merayakan libur Paskah.

Sejumlah korban mendeskripsikan situasi yang ricuh dan menegangkan pasca terjadinya ledakan.

"Saya berdiri di dekat roller coaster saat ledakan terjadi. Setelah itu saya melihat api dan banyak sekali orang di taman," jelas Usman, bocah laki-laki berusia 10 tahun.

Sementara, Kamran Bhatti (34 tahun), mengaku menyesal membawa putrinya ke taman Lahore. "Ini satu-satunya rekreasi yang saya mampu mengajaknya. Apa salah dia?" katanya.

Bhatti bercerita, saat berlari di taman, sang putri tersandung dan jatuh. "Dia terluka tapi saya bersyukur tak ada anggota keluarga kami yang tewas," jelasnya.

Kekerasan di bagian lain Pakistan

Ledakan terjadi bersamaan dengan kekerasan di wilayah lain Pakistan. Ratusan pendemo turun ke jalan untuk mengutuk eksekusi Malik Mumtaz Hussain Qadri pada 29 Februari. Qadri membunuh Salman Taseer, seorang Gubernur yang berkampanye menuntut perubahan dalam undang-undang penodaan agama negara, pada bulan Januari 2011.

Minggu kemarin merupakan hari ke-40 sejak eksekusi Qadri dilakukan. Bentrokan terjadi antara pengunjuk rasa dengan pihak kepolisian di Islamabad seiring aksi mereka untuk masuk ke Zona Merah. Ini merupakan area dengan pengamanan tinggi yang meliputi gedung parlemen, gedung Mahkamah Agung, dan gedung misi diplomatik lainnya.

Pihak kepolisian menggunakan gas airmata untuk membubarkan pengunjuk rasa. Namun, upaya itu gagal karena banyaknya jumlah mereka.




TERBARU

[X]
×