Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - PARIS. Sejumlah pekerja di divisi anggur dan minuman beralkohol LVMH, Moet Hennessy, berencana menggelar serangkaian aksi mogok mulai Jumat mendatang sebagai bentuk protes terhadap pemotongan bonus tahunan, menurut selebaran serikat pekerja yang dilihat Reuters.
Aksi ini menandai meningkatnya ketidakpuasan di tengah penurunan profit perusahaan.
Seruan mogok yang disampaikan oleh cabang serikat CGT ini menjadi yang pertama diterapkan secara menyeluruh di semua merek besar Moet Hennessy, mulai dari cognac Hennessy hingga sampanye Veuve Clicquot.
Baca Juga: Gates Foundation: Pemotongan Bantuan Global Picu Lonjakan Kematian Anak Tahun Ini
Situasi ini menjadi tantangan bagi Alexandre Arnault, putra miliarder Bernard Arnault, yang ditunjuk sebagai wakil CEO divisi tersebut awal tahun ini.
Serikat: Bonus Dihapus, Dividen Tetap Stabil
CGT menuduh Moet Hennessy memutuskan untuk membatalkan seluruh bonus profit-sharing dan tunjangan tahunan tahun ini, sementara LVMH tetap mempertahankan dividen stabil bagi pemegang saham.
Moet Hennessy tidak memberikan komentar ketika dimintai klarifikasi terkait kebijakan kompensasi tahun ini.
Serikat menyatakan bahwa aksi mogok akan dilakukan secara bertahap di seluruh fasilitas perusahaan dalam beberapa hari dan pekan mendatang, dengan tujuan menekan manajemen untuk bernegosiasi terkait upah.
Aksi Mogok Dimulai Jumat
Walkout pertama dijadwalkan pada Jumat di fasilitas produksi sampanye Moet & Chandon dan Veuve Clicquot-Krug, menurut selebaran serikat. Dua sumber serikat mengatakan aksi mogok lanjutan akan terjadi dalam dua bulan ke depan, termasuk di pabrik Hennessy.
Aksi mogok massal di sektor barang mewah relatif jarang terjadi. Namun, industri ini kini berada di bawah tekanan setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan kuat.
Baca Juga: Perak Tampil Perkasa, Kalahkan Bitcoin sebagai Aset Terbaik 2025
Penurunan permintaan di China, kenaikan harga yang menghambat konsumen, serta ketidakpastian terkait kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, disebut turut membebani penjualan.
Profit Moet Hennessy Anjlok 33%
Bisnis minuman LVMH, yang menyumbang sekitar 7% dari total penjualan grup, melaporkan laba operasi sebesar 524 juta euro (US$610,9 juta) pada semester pertama 2025, turun 33% dari tahun sebelumnya.
Perubahan struktural juga terjadi di puncak manajemen. Jean-Jacques Guiony, CFO LVMH, kini menjabat sebagai CEO divisi minuman, sementara Alexandre Arnault, 33 tahun, mendampingi sebagai wakil CEO.
Belum jelas berapa banyak pekerja yang akan mengikuti aksi mogok tersebut. Namun, CGT merupakan salah satu serikat terbesar di Prancis dan memiliki representasi paling kuat di Moet Hennessy, sehingga potensi mobilisasi pekerja dinilai cukup signifikan.













